Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UNIMMA

Dosen Fikes UNIMMA Paparkan Riset Critical Care di TMUN International Conference 2025

Ns. Nurul Purborini, Ph.D., dosen Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA)

Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
IST
Ns. Nurul Purborini, Ph.D., dosen Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), berpartisipasi dalam 2025 TMUN International Conference yang mengusung tema “Enhancing the Role of Nurses in Value-Based Healthcare”. Konferensi internasional tersebut diselenggarakan oleh College of Nursing, Taipei Medical University (TMUN), Taiwan pada Kamis sampai dengan Jumat (6–7/11). 

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Ns. Nurul Purborini, Ph.D., dosen Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), berpartisipasi dalam 2025 TMUN International Conference yang mengusung tema “Enhancing the Role of Nurses in Value-Based Healthcare”.

Konferensi internasional tersebut diselenggarakan oleh College of Nursing, Taipei Medical University (TMUN), Taiwan pada Kamis sampai dengan Jumat (6–7/11).

Dalam forum tersebut, Nurul mempresentasikan poster ilmiahnya pada topik Critical Care melalui riset berjudul “The Relationship between the Use of Closed Suction and the Incidence of Ventilator-Associated Pneumonia among Critical Patients in the Intensive Care Unit”. 

Menurut Nurul, penggunaan ventilator dalam jangka waktu lama berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya Ventilator-Associated Pneumonia (VAP), yaitu infeksi pneumonia yang muncul 48 jam atau lebih setelah pemasangan endotracheal tube maupun trakeostomi. “Di salah satu rumah sakit tempat kami melakukan observasi, penggunaan ventilator cukup sering diperlukan pada pasien ICU. Artinya, risiko terjadinya VAP perlu menjadi perhatian serius bagi tenaga kesehatan,” jelasnya.

Ia menambahkan, salah satu langkah penting pencegahan adalah penerapan teknik suction yang tepat serta perawatan saluran napas yang baik. Dalam penelitiannya, Nurul dan tim menemukan bahwa penggunaan closed suction dapat meningkatkan efektivitas pembersihan jalan napas dan mencegah kontaminasi saat prosedur berlangsung.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kejadian VAP lebih rendah pada pasien yang menggunakan closed suction dibandingkan prosedur open suction, hal itu sesuai dengan berbagai studi sebelumnya,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya peningkatan pemantauan kejadian VAP melalui peran Hospital Infection Prevention and Control Team (HICP) serta optimalisasi pengawasan di unit perawatan intensif.

 “Perawat perlu meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian dalam mendeteksi tanda-tanda VAP dengan memanfaatkan tabel CPIS serta tetap mengutamakan penggunaan closed suction untuk mencegah perkembangan infeksi,” ujarnya.

Adapun partisipasi Nurul dalam konferensi internasional tersebut diharapkan dapat memperkuat kontribusi UNIMMA dalam pengembangan ilmu keperawatan, khususnya dalam pelayanan kritis dan keselamatan pasien.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved