Tim JARPAK UNS
Tim JARPAK UNS 2025 Telusuri Budaya Tiongkok Lewat Jamur Lingzhi, Jamur Keabadian
Tim Hibah Pembelajaran Berdampak UNS 2025 melakukan riset untuk mengkaji jejak sejarah dan budaya Tiongkok yang terkandung dari jamur Lingzhi.
Penulis: Adi Tri | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SURAKARTA - Tim Hibah Pembelajaran Berdampak (JARPAK) UNS 2025 melakukan riset/penelitian untuk mengkaji jejak sejarah dan budaya Tiongkok yang terkandung dari jamur Lingzhi yang sempat dibudidayakan oleh petani di Desa Kudu, Sukoharjo, yaitu H. Parjimo.
Wawancara dan observasi awal telah dilakukan pada 16 Oktober 2025 demi mengulik tentang pembudidayaan jamur Lingzhi, sejarah, khasiat, hingga alasan H. Parjimo memulai budi daya jamur Lingzhi.
Hibah JARPAK adalah inisiatif strategis Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk pemanfaatan sains, teknologi, dan inovasi demi dampak nyata bagi masyarakat.
Tim ini beranggotakan tujuh mahasiswa dari S1 Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok, Fakultas Ilmu Budaya UNS.
Ketua pelaksana Anis Kusumaningrum Damayanti dengan enam anggotanya yaitu Kinanti Olivia Anjani, Irdina Azra Rafifah, Odilia Geerta Prames Paweling, Rahma Adelia, Shalma Azzahra Khoirunisa, dan Vitriani Puspita Ningrum.
Mereka diarahkan oleh dosen pembimbing yaitu Rudiansyah, S.S., M.Hum.
Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) merupakan jamur yang dikenal sebagai ‘jamur keabadian’ berkat khasiatnya yang berlimpah sebagai jamur obat yang telah banyak digunakan sejak ribuan tahun dalam pengobatan tradisional Tiongkok.
Khasiatnya sendiri dapat menunjang sistem imun, membantu tidur lebih nyenyak, meredakan stres, serta berperan dalam menjaga kesehatan jantung dan fungsi metabolisme.
Kehadiran jamur Lingzhi di Indonesia sendiri lebih awam dalam bentuk suplemen herbal, sirup, dan teh.
Namun, di daratan Tiongkok sendiri, ternyata jamur Lingzhi lebih berharga dari yang diduga hingga terdapat di berbagai karya sastra.
Riset untuk memperdalam kajian mengenai jamur Lingzhi dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan para petani jamur Lingzhi di Indonesia, tepatnya dari Sukoharjo yaitu H. Parjimo, dan petani dari Kab Sleman, Yogyakarta melalui akun TikTok CeritaTani.
Wawancara juga dilakukan dengan berbincang melalui WhatsApp bersama warga asli Tiongkok, yaitu Chong Yunfan untuk mengetahui kepopuleran jamur Lingzhi di masyarakat Tiongkok.
Melalui penelusuran secara daring juga, beberapa artikel ilmiah dan jurnal telah dianalisis untuk penelusuran mendalam mengenai unsur budaya yang berhubungan dengan jamur Lingzhi.
Catatan penggunaan jamur Lingzhi sebagai obat tradisional di Tiongkok telah ada sejak masa Kaisar Kuning (2250–2140 SM).
Dalam karya sastra, jamur Lingzhi dikenal dari kisah Yaoji dalam Shanhaijing serta perjalanan Xu Fu dalam Shizhouji.
Tim JARPAK UNS 2025
| Longsor Banjarnegara Timbun 20 Rumah, Ratusan Warga Mengungsi, Dua Orang Diduga Masih Terjebak |
|
|---|
| Tabel Angsuran KUR BRI 17 NOV 2025 |
|
|---|
| Sejak 2018 Lindungi 55.500 Pelari, Generali Indonesia Konsisten Dukung Borobudur Marathon |
|
|---|
| Harta Kekayaan Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal Viral Sebut MBG Tak Butuh Ahli Gizi |
|
|---|
| Honda CB Terperosok ke Jurang, Remaja 16 Tahun Tewas Terpanggang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/2025_SCHOOL_UNS.jpg)