Pendidikan
Mahasiswa FPP Undip Dibekali Green Skills dan Peta Karier Hijau di Replication Seminar TUNE
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (FPP UNDIP) menggelar replication seminar.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (FPP UNDIP) menggelar replication seminar yang merupakan implementasi strategis dari program TUNE (Nurture Future Green Leaders), sebuah inisiatif peningkatan kapasitas pendidikan tinggi yang didukung penuh Erasmus+ melalui European Education and Culture Executive Agency (EACEA), Kamis (20/11/2025).
Mengusung tema "Forest, Sustainability, and The Future of Green Jobs", seminar ini menjadi momentum krusial untuk memperkenalkan integrasi kurikulum berbasis modul hijau (Curriculum in Green Modules) kepada mahasiswa.
Dekan FPP UNDIP, Prof Sugiharto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya menekankan urgensi mempersiapkan kompetensi mahasiswa agar adaptif menghadapi transisi ekonomi global yang menuntut keberlanjutan.
Baca juga: Seribu Dosen dan Tendik Undip Lakukan Aktivasi Coretax Dukung Sistem Pajak Baru
Baca juga: Pengakuan AKBP Basuki, Sudah Kumpul Kebo Dengan Dosen Untag Semarang Selama 5 Tahun Sejak Pandemi
Seminar ini dirancang melampaui batas teori dengan penerapan langsung konsep Leadership in Green (Kepemimpinan Hijau).
Mahasiswa didorong untuk memahami bahwa "Green Skills" tidak hanya menyangkut aspek teknis, tetapi juga manajerial.
Hadir sebagai narasumber utama, Chorirotun Nur Ulifah, S.Hut., M.Sc., Kepala Departemen Riset & Inovasi Perhutani Forestry Institute (PeFI), yang memaparkan materi bertajuk "Forest Transformation: Memperkuat Green Jobs Indonesia".
Chorirotun menyoroti tiga pilar penting yang menjadi inti diskusi, yakni transformasi teknologi, instrumen keberlanjutan, dan adaptasi organisasi.
Transformasi Digital (Digital Forestry), Pemantauan 2,4 juta hektare hutan kini dilakukan secara real-time menggunakan teknologi drone, LiDAR, dan Control Room.
"Hal ini menciptakan peluang karier baru bagi mahasiswa yang menguasai literasi digital.
Sustainability Instrument, Sertifikasi ditekankan sebagai nyawa dari produk hijau. Instrumen wajib seperti PHPL-SVLK maupun sukarela (voluntary) seperti FSC (Forest Stewardship Council) menjadi standar mutlak untuk memastikan produk dan pekerjaan yang dihasilkan diakui pasar global serta ramah lingkungan," ungkapnya.
Organization for Green Job (Transformasi Organisasi), Perhutani dan PeFI diperkenalkan sebagai model organisasi yang adaptif.
Tidak lagi sekadar fokus pada kayu, organisasi kini merambah unit bisnis baru seperti biomassa, ekowisata, dan perdagangan karbon (carbon trading), yang secara langsung membuka ribuan lapangan kerja hijau (green jobs).
"Masa depan keberlanjutan ada di tangan para pemimpin muda dengan visi hijau yang mampu mensinergikan profitabilitas dengan kelestarian lingkungan," tegasnya.
Sesi kedua acara dilanjutkan dengan lokakarya interaktif yang dipandu oleh Prof. Dr. Ir. Florentina Kusmiyati, M.Sc. dan Nuruliarizki Shinta P. P., S.Pt., M.Si., M.Sc., Ph.D. Dalam sesi bertajuk "Membangun Masa Depan Hijau" ini, mahasiswa mempraktikkan teori Green Modules dengan menyusun strategi pengelolaan hutan lestari yang menyeimbangkan aspek produksi, lingkungan, dan sosial.
Para peserta kemudian menyusun "Peta Karier Hijauku" untuk memvisualisasikan jalur karier mereka di sektor ekonomi hijau, serta menempelkan komitmen pribadi pada "Pohon Komitmen" sebagai simbol dedikasi mereka sebagai calon Future Green Leaders.
Melalui sinergi kurikulum akademik, pelatihan kepemimpinan, dan wawasan industri dari program TUNE ini, FPP Undip optimis dapat melahirkan lulusan yang siap menjadi agen perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan.
Lokakarya interaktif yang dipandu oleh Prof. Dr. Ir. Florentina Kusmiyati, M.Sc. dan Nuruliarizki Shinta P. P., Ph.D. berhasil merumuskan strategi pengelolaan hutan lestari yang secara konkret mensinergikan dimensi produksi (melalui inovasi biomassa dan skema perdagangan karbon), dimensi ekologi (berbasis konservasi biodiversitas dan mitigasi dampak iklim), serta dimensi sosial (berupa pemberdayaan masyarakat melalui skema perhutanan sosial).
Pemahaman substantif peserta termanifestasi secara visual dalam penyusunan Peta Karier Hijau, di mana mahasiswa memproyeksikan trajektori profesi yang relevan dengan preferensi Generasi Z yang berorientasi pada teknologi dan dampak lingkungan (impact-driven). Profesi strategis seperti Forest Carbon Analyst (Analis Karbon Hutan) dan GIS/Drone Specialist mendominasi peta karier tersebut, menandakan kesiapan lulusan untuk mengisi peran modern yang menggabungkan literasi digital dengan sains lingkungan.
Validitas kompetensi peserta diperkuat melalui deklarasi integritas pada Pohon Komitmen, yang mencakup janji etis profesional secara riil, seperti komitmen menjaga akurasi data dalam penentuan area bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value) serta menjamin inklusivitas masyarakat adat dalam pengambilan keputusan lahan.
Rangkaian luaran faktual ini menegaskan keberhasilan internalisasi kurikulum Green Modules dalam mencetak Future Green Leaders yang tidak hanya memiliki kecakapan teknis dan manajerial, tetapi juga etika keberlanjutan yang kokoh. (*)
| Wamen Komdigi Dorong Content Authentication, Cegah Deep Fake Seperti Kasus Chiko Mahasiswa FH Undip |
|
|---|
| Beda Nasib Dengan Rasnal, di SMAN 12 28 Guru Honorer Digaji Dari Iuran Wali Murid |
|
|---|
| Unnes Kembangkan 30 Jenis Rempah, Siap Go Internasional |
|
|---|
| IAKMI Dorong Peran Ahli Kesehatan Masyarakat Dukung Program Astacita Presiden |
|
|---|
| Mendikdasmen Abdul Muti: Dosen Harus Jadi Sumber Inspirasi dan Keteladanan di Kampus |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.