Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PLN Jateng

Kembang Desa, Kembang Harapan: Sinergi Warga dan PLN IP Jaga Hulu Ungaran Lewat Ekowisata

Namanya Supolo, warga Ngesrepbalong, Limbangan, Kendal, tapi masyarakat lebih akrab memanggilnya Kang Polo. 

Penulis: budi susanto | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO)
SUMBER ENERGI HIJAU - Supolo warga Ngesrepbalong, Limbangan Kendal tengah melakukan pengecekan ke PLTMH, beberapa waktu lalu. PLTMH yang dibangun PLN Indonesia Power tersebut memiliki kapasitas 4.000 Watt dan digunakan sebagai sumber energi utama pengolahan kopi hingga operasional Kedai Kopi Pucue Kendal. 

Listrik dari PLTMH pun dimanfaatkan untuk penerangan. Pembuatan PLTMH sendiri didasari adanya aliran air yang cukup deras yang bisa dimanfaatkan untuk memutar turbin.

Meski menggunakan bahan seadanya namun perjuangan para pemuda desa untuk mewujudkan mandiri energi saat itu tak sia-sia.

Pada 2021, PLN IP melirik kiprah pemuda Desa Ngesrepbalong, pemuda desa juga dirangkul.

PLTMH yang ada pun dibangun ulang oleh PLN IP untuk menghasilkan listrik lebih besar, hingga kini dengan kapasitas mencapai 4.000 Watt.

"Sampai sekarang listriknya masih kami manfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti penerangan, penjemuran kopi, sampai keperluan kedai kopi yang dikelola pemuda Ngesrepbalong," ucapnya.

Wahyudi mengatakan, kini Ngesrepbalong punya daya tarik  unggulan yaitu jelajah ekowisata, kembang desa wisata edukopi dan birdwatching.

"Potensinya sangat banyak, pengunjung bisa mencicipi kopi asli Ngesrepbalong di Kedai Kopi Pucue Kendal, belajar kopi lewat edukopi hingga pengamatan langsung burung langka seperti burung julang emas endemik asli Gunung Ungaran serta jelajah ke Curug Lawe Sicepit," tutur Wahyudi.

Melalui berbagai program termasuk digencarkannya Kembang Desa Ngesrepbalong perekonomian juga terus terdongkrak.

Bahkan Kedai Kopi Pucuke Kendal yang dikelola oleh pemuda Ngesrepbalong semakin banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.

Di akhir pekan, kedai kopi yang tak jauh dari Curug Lawe Sicepit tersebut selalu dibanjiri pelanggan.

Lokasi kedai kopi yang memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan itu dikelilingi hijaunya vegetasi lereng Gunung Ungaran.

Geliat perekonomian pun begitu terasa di kedai kopi yang ada di ketinggian sekitar 1.000 MDPL dan sudah berdiri sejak 2020 itu.

Dijelaskan Indra Hermawan, satu di antara pengelola Kedai Kopi Pucue Kendal. Omset rata-rata bisa mencapai Rp 4 juta lebih setiap pekan.

Selain menggunakan energi terbarukan, kedai tersebut juga menggandeng petani lokal.

"Kopi yang kami jual ada arabica dan robusta, kopi tersebut dari petani asli desa kami," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved