Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dosen Unissula Aniaya Dokter

Muhammad Dias Dosen Unissula Aniaya Dokter RSI Sultan Agung Semarang, Netizen Curiga Ada Backingan

Dugaan kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan di RSI Sultan Agung Semarang yang melibatkan seorang  oknum dosen

istimewa/Medsos Instagram
KEKERASAN TERHADAP DOKTER - Viral di jejaring media sosial, dugaan kekerasan terhadap dokter di RSI Sultan Agung Semarang yang diduga dilakukan seorang oknum dosen Fakultas Hukum asal Unissula. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dugaan kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan di RSI Sultan Agung Semarang yang melibatkan seorang  oknum dosen Fakultas Hukum Unissula bernama Muhammad Dias Saktiawan menuai perhatian luas dari warganet.


Berbagai komentar bermunculan di media sosial, khususnya di akun Instagram @dinaskegelapan_kotasemarang yang membagikan potongan video dan kronologi kasus tersebut.


Mayoritas warganet menunjukkan dukungan kepada para dokter dan bidan yang diduga menjadi korban.


Sejumlah komentar juga mengaitkan dengan dugaan adanya “backingan” sehingga kasus bisa berhenti di tengah jalan.


Akun @rizkiwahyujatikusuma menuliskan:
“Pihak RS kah yg meng down kasus ini? Atau pihak tersangka yg berlatang belakang ada backing??? Selama itu kekerasan tidak bisa dinormalisasi.”


Komentar tersebut kemudian ditanggapi akun @h_toha1962:
“Kemungkinan yg meng down adalah yayasan, karna RS d bawah naungan yayasan, pasti kasusnya tidak dilanjutkan.”


Netizen lain menyampaikan dukungan kepada tenaga kesehatan yang menjadi korban. Akun @abhe_spog menulis:
“Ini dokter obgynnnya teman seangkatan saya lho. Pinter dan care banget. Dokter anestesinya jg oke punya. Terima kasih buat yg udah berani bersuara.”


Hal senada juga disampaikan @momonunuk:
“Kenapa gak mau SC aja kalo gak mau kesakitan... Namanya pembukaan lahiran normal ya emang sakit pak, kasian nakesnya jadi sasaran.”


Sementara akun @idbiluck menyoroti status pelaku yang disebut-sebut sebagai akademisi hukum:“Pelakunya lawyer? merasa ahli hukum, jadi bisa ngotak atik kejadian biar bisa lolos gitu maksudnya? Jadi bisa ngancem2 biar dilayani dulu, biar diperlakukan spesial? Karna paham hukum jadi cari celah gampang buat lolos. Jadi bisa seenaknya kasar, seenaknya ngomong. Gitu konsepnya??”


Selain itu, akun @phaaniii menyoroti posisi yayasan dan menyebut perlunya sikap tegas dari Fakultas Kedokteran Unissula:
“Kalo yayasan @yourunissula membungkam nakes, mending @fk_unissula blokir aja uang ke yayasan. Secara fk yang nyumbang uang banyak.”


Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan beredarnya video dugaan kekerasan terhadap tenaga kesehatan di RSI Sultan Agung.


Video tersebut memperlihatkan teriakan histeris, umpatan dan amukan dari seorang pria yang diduga Muhammad Dias Saktiawan.


Dalam rekaman, pelaku disebut marah kepada dokter anestesia dan bahkan mengancam akan membakar rumah sakit.


Selain video, beredar pula tangkapan layar percakapan yang mengungkap kronologi insiden.


Dari percakapan itu, Dias disebut memiliki kebiasaan meminta perlakuan khusus saat melakukan kontrol rutin, menolak antrean dokter hingga menuntut dilayani lebih dahulu.


Bahkan, dalam salah satu kejadian, pakaian seorang dokter diduga sempat ditarik dan dicakar.


Percakapan lain juga menyebut adanya insiden saat proses persalinan.


Pasien yang disebut sebagai istri pelaku berada dalam kondisi berisiko tinggi, tetapi pihak keluarga bersikeras meminta persalinan normal, berbeda dengan rekomendasi medis yang menyarankan operasi cesar.


Ketegangan memuncak karena keluarga pasien menolak sejumlah prosedur medis, sementara rumah sakit dalam kondisi padat aktivitas dan kekurangan tenaga.


Disisi lain, pihak Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang merespon kejadian yang sudah terlanjur ramai jadi perbincangan publik tersebut.


Wakil Rektor II Unissula, Dr. Dedi Rusdi menyatakan persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.


Dia menyebut pimpinan rumah sakit sudah mempertemukan kedua pihak yang terlibat, yakni Muhammad Dias Saktiawan dengan dokter Astra dan bidan yang bertugas saat itu.


"Semua persoalan pada jumat siang 5 september 2025 sudah di selesaikan oleh pihak pimpinan Rumah sakit, mereka sudah saling memaafkan antara sdr.

Dias dengan dokter Astra  dan bidan yang bertugas , pada prinsipnya semua persoalan sudah kami selesaikan dengan baik antar para pihak," ujar Dedi, Senin (8/9) saat dimintai keterangan oleh awak media.


Sementara itu, perwakilan Humas RSI Sultan Agung yang enggan disebutkan namanya menyatakan kasus tersebut kini ditangani langsung oleh manajemen dan direksi rumah sakit.


“Kami pastikan rumah sakit berkomitmen melindungi tenaga kesehatan serta menjaga muruah institusi pelayanan kesehatan dan pendidikan,” katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved