Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kebakaran

Galuh Lemas Bersihkan Rumahnya yang Sudah Jadi Arang di Kampung Kulitan Semarang

Galuh Yoga Pangestu (23) masih terlihat lemas saat menatap sisa puing rumahnya di Kampung Kulitan, Kelurahan Jagalan, Semarang Tengah

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar
BERSIH-BERSIH - Warga sekitar melakukan pembersihan di rumah korban yang terdampak kebakaran, beberapa barang seperti seng, logam, dan bahan elektronik yang terbakar dikeluarkan dari rumah/TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Galuh Yoga Pangestu (23) masih terlihat lemas saat menatap sisa puing rumahnya di Kampung Kulitan, Kelurahan Jagalan, Semarang Tengah, Minggu (28/9/2025). 

Rumah tempat ia tinggal bersama ibunya dan tujuh anggota keluarga lain ludes terbakar dalam peristiwa kebakaran, Sabtu siang.


Ditengah pembersihan puing-puing sisa kebakaran, Galuh bercerita, dirinya tak menyangka rumah yang sehari-hari jadi tempat beristirahatnya usai seharian berjualan es itu akan hilang dalam hitungan menit. 


Saat kejadian, ia sedang berada di pasar bersama ibunya.


“Saya lagi di pasar, sampai sini sudah kebakaran semua,” ujarnya saat ditemui di rumahnya yang ludes terbakar, Minggu (28/9/2025).


Galuh mengatakan sebelumnya sempat mendapatkan kabar melalui pesan singkat dari gawainya.


Pesan singkat itu dikirim dari tetangganya.


Lemas dan bingung, pikiran Galuh berkecamuk saat menuju perjalanan pulang ke rumah.


Benar saja, ketika pulang ke rumahnya di Bang Inggris, Kelurahan Jagalan, Semarang Tengah, badan Galuh mulai melemas melihat rumahnya habis terbakar tak tersisa.


Api diduga berasal dari rumah tetangga yang persis di sebelahnya api merembet cepat akibat angin kencang. 


Galuh mengaku tak sempat menyelamatkan barang-barang berharganya.


“Benar-benar habis semua. Ijazah saya pun ikut terbakar, surat-surat penting, ATM, televisi, semua tidak ada yang tersisa. Kejadiannya cepat sekali, cuma 15–30 menit sudah menjalar ke mana-mana,” ungkapnya.


Ia menambahkan, saat malam pertama pascakebakaran, keluarganya harus menumpang tidur di balai RW bersama korban lain. 


“Di rumah ada delapan orang. Semalam tidur di balai RW. Harapannya tentu ada bantuan, karena ini lumayan berat buat kami,” kata Galuh.


Usai bercerita, Galuh ikut membersihkan rumah-rumah yang terdampak. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved