Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kabupaten Semarang

Dalam 2 Hari 2 Bocah Tenggelam di Kabupaten Semarang:Terpeleset di Embung &Terseret Arus Bendungan

Dalam kurun dua hari berturut-turut, dua kecelakaan air terjadi Kabupaten Semarang

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: muslimah
Istimewa
POLISI PERIKSA LOKASI - Suasana Bendungan Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, pascakejadian tenggelamnya seorang bocah pada Jumat (10/10/2025). Polsek Tengaran melakukan pemeriksaan di lokasi. 

Tanpa disadari, korban berenang mendekati sisi bendungan yang memiliki kedalaman antara 2,5 hingga 3 meter.

"Korban diduga tidak menyadari kedalaman air. Saat tubuhnya tidak muncul kembali ke permukaan, teman-temannya langsung meminta bantuan warga," kata Iptu Budiyono.

Seorang warga sekitar, Muhammad Jawat (41), yang sedang bekerja di tempat penggergajian kayu tak jauh dari lokasi, segera turun ke bendungan untuk mencari korban. 

Karena kondisi air sangat keruh, dia memutuskan membuka pintu air agar permukaan air surut. 

Dia juga memanggil saudaranya, Muhammad Fahmi (35), yang akhirnya menemukan korban di dasar bendungan.

Kapolsek Tengaran, AKP M Budiyono mengatakan bahwa korban sempat diberi pertolongan pertama sebelum akhirnya dibawa ke RSUD Salatiga menggunakan ambulans dari Puskesmas Tengaran.

Setelah diperiksa oleh tim medis RSUD, korban dinyatakan meninggal dunia. 

Hasil visum dari dokter menunjukkan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. 

Kematian disebabkan karena tenggelam, dengan indikasi air masuk ke saluran pernapasan dan lambung.

Dua kejadian berturut-turut ini menjadi perhatian serius aparat kepolisian dan pemerintah daerah. Kapolsek Bringin dan Kapolsek Tengaran secara tegas mengimbau kepada masyarakat, khususnya orangtua, agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak, terutama di sekitar lokasi yang rawan air seperti embung, sungai, atau bendungan.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan desa-desa untuk memperkuat sistem peringatan dan pengawasan di area berisiko tinggi.

“Kejadian ini harus menjadi peringatan bersama. Anak-anak tidak boleh dibiarkan bermain di lokasi berbahaya tanpa pengawasan,” tegas dia. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved