Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Pesona Bangunan di Kampung Tua Bang Inggris Semarang, Potensi Wisata Sejarah yang Layak Dikembangkan

Di Kampung Bang Inggris Semarang terdapat sejumlah bangunan rumah tua masih berdiri kokoh dan bisa jadi destinasi wisata sejarah.

Penulis: Moh Anhar | Editor: galih permadi
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Minggu 12 Oktober 2025 

Perubahan bukan hanya pada nama. Nurul melihat kampungnya berubah perlahan namun pasti. Sungai Kalikuping yang dulu sempit dan menjadi tempat bermain anak-anak kini telah berubah menjadi jalur inspeksi.

"Sungainya dulu kan enggak seperti itu. Dulu tempat untuk mandi juga, karena masih bersih. Enggak ada kotoran, jadi tempat berenang. Kadang itu anak-anak berenang nya di sungai," aku Nurul yang sempat menyaksikan suasana asri kampung itu.

"Dulu kalau nyebrang sungai, masuk ke kali, enggak ada jembatan," katanya lagi. 

Sisi sejarah

Sementara itu, pemerhati sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono mengungkapkan, keberadaan kampung Bang Inggris tidak lepas dari masa pendudukan Inggris di Pulau Jawa.

Kampung ini menyimpan jejak historis yang jarang diketahui, termasuk mulai berdirinya rumah-rumah.

“Kampung Bang Inggris ini berkaitan dengan masa pendudukan Inggris di masa Hindia Belanda. Jadi ketika itu kan Inggris pernah masuk ke sini. Nah, ketika itu ada salah satu orang kaya di situ," terang Yohanes.

Kampung Bang Inggris berasal dari sebutan lama “Bon Inggris”, yang merujuk pada kebun milik seorang bangsawan atau orang kaya berkebangsaan Inggris.

"Berkaitan dengan masa pendudukan Inggris di Pulau Jawa atau Hindia-Belanda. Jadi ketika itu kan Inggris pernah masuk ke sini. Nah, ketika itu ada salah satu orang kaya gitu punya tanah di daerah situ. Namanya siapa, memang tidak disebutkan dalam literatur yang saya punya ini, cuma ada orang kaya Inggris yang punya lahan di situ kemudian punya area kebun bunga atau taman yang cukup besar," terang Johanes.

Disebutkan, kata “Bon” merupakan bentuk ringkas dari kata “Kebon” atau “Kebun”. Seiring waktu, istilah “Bon Inggris” berubah pelafalannya menjadi “Bang Inggris”, akibat penyederhanaan ucapan dari mulut ke mulut di kalangan warga lokal.

Meski tak ada bangunan peninggalan Inggris yang tersisa, nama kampung ini menjadi penanda sejarah yang masih bertahan. 

Baca juga: Daya Tarik Wisata Semarang Melonjak Jadi 258, Inklusivitas Didorong

Baca juga: Peserta Terkesan Setelah Menjajal Hidroterapi Guci Medical Wellness, Harap Jadi Wisata Unggulan

Menurut Johanes, penamaan kampung itu berkaitan erat dengan masa singkat pendudukan Inggris yang dimulai setelah berakhirnya kekuasaan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

"Zamannya Daendels itu sekitar tahun 1800 sekian ya. Jadi Dandeles digantikan Janssens. Kemudian (pasukan) Inggris masuk," terangnya.

"Jadi di gapuranya kan masih tertulis Kampung Bang Inggris. Jadi itu daerah kampung-kampung tua, yang di dekatnya ada Kulitan, Kampung Bustaman, Pusporagan dan sebagainya itu," sebutnya.

Menariknya, dalam proses perkembangan wilayah ini, muncul juga nama Tasripin, yang diyakini sebagai salah satu tuan tanah atau pemilik lahan besar di masa lalu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved