Berita Semarang
Kisah Ryan Sopir Truk Terjebak Macet di Rel Kaligawe Tertabrak Kereta Api, Kini Dituntut Rp106Juta
Sudah sebulan berlalu sejak truk trailer yang dikemudikan Ryan terseret Kereta Api Harina di perlintasan sebidang Kaligawe, Semarang.
Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
Ringkasan Berita:
- Ryan, sopir truk trailer, belum kembali bekerja sebulan setelah kendaraannya terseret Kereta Api Harina di Kaligawe.
- Mediasi antara perusahaan truk dan PT KAI masih berjalan, sementara Ryan masih berstatus sebagai saksi.
- Kecelakaan terjadi di tengah kemacetan parah akibat banjir serta perbaikan jalan yang belum selesai.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Sudah sebulan berlalu sejak truk trailer yang dikemudikan Ryan terseret Kereta Api Harina di perlintasan sebidang Kaligawe, Semarang.
Namun hingga kini, sopir berusia 28 tahun tersebut belum dapat kembali bekerja.
Proses mediasi antara perusahaan transportasi tempat Ryan bekerja dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih berlangsung.
Sementara itu, status hukum Ryan dalam kasus kecelakaan tersebut tetap sebagai saksi selama penyelidikan berjalan.
Insiden itu terjadi pada Oktober lalu, tepat ketika hujan deras mengguyur kawasan Kaligawe.
Kondisi jalan yang kerap tergenang banjir membuat arus lalu lintas kembali tersendat parah.
Genangan air menutup sebagian badan jalan, sementara proyek pembangunan dan perbaikan jalan yang belum rampung semakin menambah kepadatan.
Arus kendaraan dari Demak menuju Semarang bergerak sangat lambat.
Ryan, yang sedang mengemudikan truk trailer, terjebak dalam antrean panjang kendaraan roda dua, mobil pribadi, bus, hingga truk besar lain yang tidak bisa melaju dengan normal.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 16 November 2025, Diperkirakan Akan Hujan Ringan
“Di depan saya itu ada bus dan mobil-mobil kecil. Di kiri juga penuh.
Saya enggak bisa lihat palang dari posisi saya, karena saya di lajur kanan dan tertutup kendaraan tinggi,” ujar Ryan saat ditemui di Studio Tribun Jateng, Jumat (14/11/2025).
Ia bercerita, pada saat truknya berada tepat di atas rel Kaligawe, palang kereta belum berbunyi sama sekali.
Lalu lintas yang macet total membuatnya tak bisa bergerak maju maupun mundur.
Dia sudah memiliki firasat bahwa kondisinya berada dalam bahaya, sebelum menutupnya palang pintu. Ryan sudah merekam kondisinya yang terjebak kemacetan di tengah rel kereta.
Rekaman video itu dikirimkan langsung kepada atasannya.
“Saya sudah berhenti di atas rel sekitar lima menit lebih sebelum palang pintu berbunyi. Itu posisi sudah enggak bisa gerak sama sekali. Mau maju enggak bisa, mundur enggak bisa,” tuturnya.
Ketika bunyi peringatan palang kereta terdengar, Ryan baru sadar bahwa posisinya berada di titik paling berbahaya.
Ia sempat berusaha menggeser truk ke kiri saat seorang relawan yang rekamannya kemudian viral memberikan arahan agar membuka ruang evakuasi.
Tetapi ruang gerak di tengah kemacetan itu terlalu sempit.
“Begitu saya buka pintu kabin dan turun, hitungannya cuma beberapa detik. Kereta langsung menghantam bagian belakang truk,” kata dia.
“Itu benar-benar selisih tipis. Kalau saya telat lari sedikit, mungkin saya sudah ikut tersambar.”
Usai kejadian, Ryan tidak melarikan diri seperti yang sempat dispekulasikan warganet.
Ia menepi dan menunggu atasannya datang.
Ia juga langsung memberikan keterangan kepada polisi di lokasi.
Truk yang dikendarainya kini menjadi barang bukti.
Kabin depan remuk, sebagian bodi terseret puluhan meter oleh laju KA Harina.
Selama satu bulan lebih, Ryan tak bisa bekerja karena perusahaan belum memiliki unit pengganti untuk operasionalnya.
“Enggak ada pemasukan sama sekali. Di rumah ada istri dan anak. Ya bingung juga untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Selama proses hukum berjalan, Ryan telah dua kali dipanggil polisi untuk pemeriksaan lanjutan.
Ia juga mengikuti pertemuan mediasi antara pihak perusahaan dan PT KAI.
“Dalam mediasi itu, pihak KAI menyampaikan kerugian mereka sebesar Rp106 juta. Dari perusahaan juga menyampaikan kerugiannya karena truk rusak cukup parah,” jelasnya.
Ryan hanya berharap proses ini tidak berkepanjangan.
“Keinginan saya masalah ini cepat selesai. Saya ingin kerja lagi, bisa menghidupi keluarga. Harapannya bisa damai,” ujarnya.
Selain memikirkan nasibnya sendiri, Ryan juga menyampaikan harapan agar sistem pengamanan di perlintasan Kaligawe dievaluasi ulang.
Menurutnya, kondisi macet panjang seperti saat kejadian sangat berisiko, terutama bagi kendaraan besar yang membutuhkan ruang gerak lebih luas.
“Kalau macet panjang begitu, harusnya ada aba-aba tambahan dari penjaga palang.
Pengendara kan enggak tahu kereta datang kapan. Dari posisi tertentu palangnya enggak kelihatan sama sekali,” katanya.
Perlintasan sebidang Kaligawe memang selama bertahun-tahun menjadi titik rawan kecelakaan di Kota Semarang.
Tidak sedikit kendaraan terutama truk dan bus yang terseret kereta karena terjebak kemacetan serupa.
Kombinasi banjir, padatnya arus kendaraan besar, dan jadwal kereta yang rapat menciptakan risiko yang terus berulang.
Kasus Ryan kembali mengingatkan bahwa masalah di perlintasan Kaligawe bukan semata kelalaian pengendara.
Ada persoalan struktural yang lebih besar tata kelola lalu lintas, banjir, pengawasan perlintasan, hingga proyek infrastruktur yang lambat dan menciptakan kemacetan.
Selama masalah-masalah itu belum dibenahi, perlintasan Kaligawe akan tetap menjadi titik yang menguji nasib para pengemudi setiap harinya. (Rad)
tribunjateng.com
Kecelakaan Kereta di Kaligawe Semarang
Kecelakaan Kereta di Kaligawe
Muh Radlis
eksklusif
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 16 November 2025, Diperkirakan Akan Hujan Ringan |
|
|---|
| Lebih dari 6.800 Tiket Nataru Terjual, KAI Daop 4 Ingatkan Warga Segera Amankan Kursi |
|
|---|
| Fasilitas Makin Lengkap, Sekolah Ciputra Kasih Semarang Tingkatkan Mutu dan Kapasitas Pendidikan |
|
|---|
| Semarang Climate Strike: Anak-anak, Pemuda, Tokoh Agama dan Aktivis Lingkungan Ingatkan Krisis Iklim |
|
|---|
| Kenaikan UMK 2026, DPRD Kota Semarang: Buruh dan Pengusaha Harus Duduk Bersama Cari Jalan Tengah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251116_ryan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.