Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Mahasiswa Untag Bentangkan Spanduk Keadilan Hukum, Tuntut Transparansi Kasus Kematian Dosen

Ratusan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945  (Untag) Semarang menggeruduk Markas Polda Jawa Tengah

Penulis: Moh Anhar | Editor: muslimah
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Kamis 20 November 2025 

Terlebih, ada jeda waktu sangat lama saat korban ditemukan meninggal hingga proses pelaporan ke pihak kampus dan keluarga korban.

"Kejanggalan-kejanggalan itulah yang coba kami tanyakan ke polisi, kami harap ada titik temu dari proses penyelidikan yang sedang dilakukan polisi," paparnya.

Ia menyebut, mahasiswa akan memantau polisi dalam penanganan kasus kematian dosennya. "Misal polisi abai, nanti kami akan melakukan aksi kembali," terangnya.

Polda Jateng Ambil Alih Penyelidikan

Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, penyelidikan kasus kematian perempuan dosen Untag diambil alih penanganannya oleh Polda Jateng.

Sejauh ini, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk penjaga hotel. "Kalau keluarga korban belum diperiksa, masih diagendakan," katanya selepas audiensi dengan mahasiswa Untag.

Ia menyebut, kasus ini diambil alih supaya cepat terkuak kasus kematian dosen Untag terdapat tindakan pidana atau sebaliknya.

"Kasus sedang penyelidikan dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk mengetahui kasus ini ada unsur pidana atau tidak," bebernya.

AKBP B yang merupakan perwira menengah yang menjabat sebagai kepala Subdirektorat di Direktorat Samapta Polda Jateng ini juga masih dilakukan pemeriksaan.

Menurut Dwi, AKBP B sempat mengakui ada beberapa kali kesempatan bersama dengan korban.

"Kami masih mendalami sebenarnya hubungan mereka seperti apa," ujarnya.

Di sisi lain, terkait kejanggalan-kejanggalan yang disampaikan mahasiswa, seperti korban meninggal dunia dalam kondisi telanjang, barang pribadi korban seperti handphone dikabarkan hilang, dan jeda waktu pelaporan peristiwa kematian korban, hal itu masih didalami oleh penyidik.

"Kami sedang bekerja untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Namun, untuk penyebab kematian korban, kami tidak bisa berspekulasi, nanti menunggu hasil autopsi," ujarnya.

Terkait fakta korban dan AKBP B masuk dalam satu kartu keluarga (KK), Dwi mengaku baru mengetahuinya.

"Kami baru tahu dari mahasiswa, nanti kami dalami," jelasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved