Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Cilacap

Pemilik Saham PSCS Cilacap Tiba-tiba Naikkan Harga 2x Lipat, Calon Investor Mundur dan Kecewa

Polemik mengenai masa depan PSCS Cilacap kembali menghangat setelah proses penyelamatan klub belum menemukan hasil yang jelas.

|
Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
Tribunjateng.com/Rayka Diah Setianingrum
PERNYATAAN SIKAP: Tim BBR Cilacap bersama tokoh masyarakat Cilacap menyatakan sikap kekecewa terhadap keputusan sepihak nilai akuisisi PSCS Cilacap, Kamis (20/11/2025). (Tribun Jateng/Rayka Diah Setianingrum) 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Polemik mengenai masa depan PSCS Cilacap kembali menghangat setelah proses penyelamatan klub belum menemukan hasil yang jelas.

Upaya akuisisi yang digagas BBR Cilacap bersama sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan suporter kini terhenti di tengah jalan.

Koordinator BBR Cilacap, Bintar Tri Atmaji, mengungkapkan bahwa proses negosiasi yang sebelumnya berjalan lancar mendadak tersendat akibat perubahan kesepakatan sepihak dari pemilik saham PT PSCS.

Menurutnya, rencana pengambilalihan saham muncul dari keresahan suporter yang berharap PSCS bisa dikelola lebih profesional dan berpihak pada kepentingan daerah.

Bintar bersama Bayu, Rito, Ketua Lanus Nasukin, serta didampingi Bupati Cilacap, telah melakukan pertemuan dengan jajaran PT PSCS di Jakarta.

Pertemuan penting itu berlangsung pada 25 Oktober dan menghasilkan laporan resmi yang kemudian disampaikan kepada Bupati Cilacap, hingga akhirnya muncul undangan untuk pembahasan lanjutan di Pendopo Kabupaten.

Baca juga: BREAKING NEWS: Sesepuh Sedulur Sikep Klopoduwur Blora Mbah Lasiyo Wafat

“Pada 25 Oktober kami bertemu langsung dengan Direksi PT PSCS, Ibu Fani Irawati, dan hasil pertemuan itu kami laporkan kepada Mas Bupati hingga kemudian ada undangan resmi untuk pembahasan akuisisi di Pendopo,” ujar Bintar, Kamis (20/11/2025).

Pembahasan berikutnya pada 15 November berhasil merumuskan sejumlah poin kesepakatan yang dituangkan dalam notulen resmi. Kesepakatan tersebut antara lain:

1. Akuisisi 75 persen saham PT PSCS senilai Rp1 miliar dan siap dilepas kepada BBR.


2. Pembayaran diberi tenggat waktu hingga 12 Desember sebelum Liga 4 dimulai.


3. Seluruh operasional setelah akuisisi menjadi kewajiban pemilik saham baru.


4. Operasional sebelum akuisisi tetap menjadi tanggung jawab pemilik saham lama.


5. Sanksi atau banned FIFA terhadap PSCS ditanggung pemilik saham sebelumnya.


“Komposisi sahamnya jelas, 75 persen milik PSF Group dan 25 persen atas nama Dimas, dan itu sudah dituangkan dalam notulen,” jelasnya.


Namun setelah dokumen disepakati, menurut BBR, pihak PT PSCS justru mengubah keputusan secara sepihak. 


Nilai akuisisi yang awalnya Rp1 miliar melonjak menjadi Rp2 miliar, dan batas pembayaran dimajukan menjadi 21 November 2025.


“Kami siap membayar Rp1 miliar, bahkan dalam waktu dekat."


"Tapi tiba-tiba nominalnya berubah dan deadline dimajukan, pesan tidak dibalas, telepon tidak diangkat." 


"Kami sudah siapkan notaris, berkas, dan dana yang diminta, perubahan sepihak ini membuat proses tak bisa kami teruskan," tegasnya.


Meski begitu, BBR masih memberikan satu peluang terakhir hingga Jumat, 21 November 2025, sesuai batas akhir pendaftaran Liga 4 dari PSSI.


“Demi masyarakat Cilacap dan menghormati arahan Mas Bupati, kami memberikan kesempatan sampai besok." 


"Jika tetap tak ada respons, kami sepakat mundur dari proses akuisisi,” lanjut Bintar.


Bintar menutup dengan menyatakan bahwa pihaknya tetap beritikad baik selama proses berlangsung.


Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Cilacap, para suporter, serta pihak sponsor yang mendukung langkah negosiasi, sekaligus memohon maaf apabila upaya mengembalikan PSCS ke Cilacap belum membuahkan hasil.


Suporter Kecewa


Ketua DPP Lanus, Nasukin, menyebut perubahan mendadak itu membuat para pendukung PSCS kecewa berat.


“Notulen sudah disepakati bersama dan disaksikan Mas Bupati, tiba-tiba nominalnya naik jadi Rp2 miliar."


"Ini mengecewakan Laskar Nusakambangan dan seluruh pendukung PSCS,” ujarnya.


Ia menegaskan bahwa nilai awal Rp1 miliar bukan hasil tawar-menawar BBR, melainkan penawaran dari pemilik PSF Group sendiri.


“Kalau setiap disetujui lalu dinaikkan lagi, proses ini akan terus jadi bola liar, kami hanya berpegang pada dokumen resmi yang ditandatangani bersama,” tambahnya. (ray)  

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved