Asal-usul Nama Kota Salatiga, Benarkah Terjadi Akibat 3 Kesalahan? Simak Kisahnya
Menurut folklore yang berkembang, penamaan Salatiga rupanya untuk mengingat tiga kesalahan di masa Sunan Kalijaga
TRIBUNJATENG.COM - Salatiga, kota yang terletak di antara Semarang dan Surakarta ini berada di lereng gunung Merbabu, sehingga membuat udaranya cukup sejuk.
Namun, kenapa kota asri ini dinamai Salatiga?
Menurut folklore yang berkembang, penamaan Salatiga rupanya untuk mengingat tiga kesalahan di masa Sunan Kalijaga.
Dahulu kala ada sebuah daerah dipimpin bupati Ki Ageng Pandan Arang alias Pandanaran yang gemar memuaskan diri dengan kekayaan.
Sehari-hari Ki Ageng memeras uang rakyat dengan menarik pajak berlebih.
• BREAKING NEWS: Tabrak Lari Emak-emak, Calya Abu-abu Hantam Gerobak Batagor di Bangetayu Semarang
• Video Viral Perampokan Toko Mas di Balaraja Tangerang, 2 Pelaku Ambil 7 Nampan Perhiasan
• SY Menyelam di Dalam Kolam di Guci Tegal, Tangannya Remas Tubuh Pengunjung yang Berenang
• Ini Kronologi Pelecehan Ibu-ibu di Kolam Guci Tegal oleh SY Pelajar 16 Tahun, Videonya Viral
Pada suatu hari, Ki Ageng Pandan Arang, bertemu dengan pak tua, tukang rumput. Kemudian Ki Ageng meminta rumput yang pak tua bawa.
Namun pak tua menolaknya dengan alasan untuk ternaknya.
Tetapi Ki Ageng tetap memintanya dan Ki Ageng menggantinya dengan sekeping uang.
Tanpa diketahui Ki Ageng Pandan Arang, Pak tua menyelipkan kembali uang itu dalam tumpukan rumput yang akan dibawa dan hal tersebut terjadi berulang-ulang.
Sampai suatu kali Sang bupati menyadari perbuatan Pak tua tersebut, sehingga marahlah KI Ageng dan menganggap bahwa Pak tua telah menghinanya.
Pada saat itu, tiba-tiba pak tua berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga seorang pemimpin agama yang dihormati bahkan oleh raja-raja.
Maka Ki Ageng segera bersujud menyembah dan memohon ampun atas kekhilafannya.
Akhirnya Sunan Kalijaga memaafkannya dengan syarat Ki Ageng harus meninggalkan seluruh hartanya dan mengikuti Sunan Kalijaga pergi mengembara.
Namun istri bupati melanggar, ia membawa emas dan berlian dan memasukkannya ke dalam tongkat.
Di tengah perjalanan mereka dicegat sekawanan perampok. Sunan Kalijaga menyuruh perampok itu untuk mengambil harta yang dibawa istri bupati.