Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Pilu Pemerkosaan Sum yang Melegenda, Ia Diculik, Digilir Anak Pejabat, Lalu Jadi Tersangka

Hari itu yang menurut penanggalan jawa adalah Senin Pahing, Sum Kuning selesai menjajakan telur ke sejumlah pelanggannya dan bergegas untuk pulang

Editor: muslimah
tribunjogja
Ilustrasi 

Lantaran hari juga sudah menginjak sore, Sumarijem berjalan dari Jalan Patuk menuju ke Jalan Ngupasan untuk mendapatkan bus jurusan Jogja-Ngijon.

Kala itu tercatat, Sum Kuning memiliki rumah di Jetak, Godean, Kabupaten Sleman. Dituliskan Kamadjaja dalam bukunya, awal mula peristiwa terjadi saat Sum Kuning berada di sebelah timur asrama polisi Patuk.

Di tempat itu, ia terkejut dan hampir menjerit, saat ada sebuah mobil yang hampir saja menabraknya.

Berhenti tepat di tempat Sum Kuning berjalan, sejumlah pemuda berambut gondrong turun dari mobil dan memaksa gadis yang saat itu memiliki dua adik ini masuk ke dalam mobil.

Pada tahun itu, tentu siapa yang memiliki mobil bisa dihitung dengan jari. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki mobil.

Sum Kuning berusaha meronta sekuat tenaga. Namun tenaganya tak mampu mengalahkan sejumlah pria yang rupanya sudah kalap tersebut, terlebih saat itu ia diancam dengan belati.

"Melawan berarti mati, menurut berarti hidup," demikian pemuda tersebut mengancam yang juga tertulis dalam buku terbitan UP Indonesia ini.

Ingatan Sum kuning

Dituliskan pula dalam ingatannya, ada tiga pemuda gondrong dan satu pemuda dengan potongan crewcut atau bros di dalam mobil.

Setelah itu, mobil melaju kencang melewati beberapa jalan di Kota Yogyakarta, Sum Kuning kemudian dibius.

Dalam keadaan setengah sadar itulah aksi bejat yang dilakukan para pemuda tersebut menimpanya. Dalam bukunya, Kamadjaja memaparkan Sum Kuning mengalami sakit luar biasa pada area kewanitaanya.

Kain panjang atau jarit yang ia kenakan pun berlumuran darah. Tak hanya itu, hasil jerih payahnya bekerja pun ikut dirampas.

Ia lantas dibuang di sebuah jalan yang kemudian diketahui adalah Jalan Wates di daerah Pelem Gurih, Gamping, Sleman.

Peristiwa tersebut menggemparkan masyarakat, setelah selang beberapa hari surat kabar memberitakan.

Meski begitu pihak keluarga tidak melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib, padahal dukungan mengalir dari beberapa pihak, seperti dari kampus dan yang lainnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved