Safira, Gadis Difabel yang Tolak Belajar di Sekolah Umum, Begini Kisahnya
Ia adalah siswi di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Semarang (YPAC), Jalan KH Ahmad Dahlan Nomor 4, Kota Semarang, Jawa Tengah
Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: bakti buwono budiasto
Ia menuturkan kenangan tersebut, rautnya tidak menyiratkan kegundahan.
“Ibu Guru marah. Dia memaksaku untuk memakai kaca matanya. Dan saya memang memakainya,” Ia menuturkan dengan suara lirih, seolah masa lalu itu hanyalah hiburan kehidupan baginya.
“Sejak itu, Ibu saya memutuskan pindah ke Semarang ikut dengan Bapak yang bekerja di kota ini.”
Safira Millenia sadar kenangan itu tidak akan pernah ia lupakan.
Baca: Menikmati Senja dan Malam di Bukit Bintang Semarang, Di Sini Lokasinya
Saat teman-teman masa kecilnya memandang jijik terhadap fisiknya yang serba cacat.
Jijik melihat tangan kanannya yang kaku.
Jijik melihat kakinya yang pincang.
Sekilas ketika melihat Safira duduk tidak tampak kekurangan-kekurangan tersebut, namun ketika Safira berjalan terlihat jelas sudah kekurangan fisik yang mencolok.
Saat berjalan ia pincang.
“Mereka selalu mengolok-olok kekuranganku. Tetapi tidak apa-apa, sekarang saya hanya ingin membahagiakan orang tua. Impian saya sederhana sekali ingin kuliah di universitas umum. Saya bulat tidak akan minder lagi.”
“Safira ini selalu mewakili sekolahnya lomba menyanyi lho!” potong Ibunya.
Kepada Tribunjateng.com Safira mengatakan memang dia sempat juara di beberapa lomba menyanyi yang diadakan di mall-mall Semarang.
Nasib manusia siapa yang mengetahui? Safira jika bisa memilih tentu ingin diberikan fisik yang sempurna.
Tertawa tanpa beban,bergaul tanpa rasa nyeri di dada. Menjadi pribadi yang bebas berpendapat.