Warga Sayung Demak Protes, "Pak Jokowi Bangunkan Tanggul Laut Untuk Atasi Banjir Rob"
Protes itu diungkapkan dalam beberapa spanduk yang dipasang di kawasan perbatasan Semarang-Sayung, Demak.
Penulis: hesty imaniar | Editor: suharno
"Jika tuntutan kami ini tidak ditanggapi, pemerintah tidak segera membangun tanggul laut, kami akan blokir jalur pantura," katanya.
Ia juga melanjutkan bahwa, selama 10 tahun kawasan Sayung dikepung banjir rob, setidaknya sudah melenyapkan dua desa, yakni Desa Bedono Dukuh Rejosari Senik dan Tambaksari telah hilang dari peta Demak.
"Dua desa tersebut kini telah menjadi lautan dan warganya direlokasi ke lokasi lain," jelasnya.
Disisi lain, Lurah Sayung, Munawir juga mengatakan bahwa untuk dua lokasi banjir, yakni Desa Sayung Kidul dan Desa Sayung Kulon, sampai dengan saat ini masih terendam banjir dengan ketinggian air 50 cm.
"Ketinggian banjir itu, bisa lebih dari 50 cm, oleh karena itu, kami meminta bantuan kepada BPBD untuk sementara waktu ini, sembari kami meminta dibangunkan tanggul laut, bahwa kami ingin BPBD bisa menurunkan kapal di TKP sebagai fungsi evakuasi masyarakat maupun anak-anak sekolah," ungkapnya.
Baca: Gadis Manis Ini Beralih Profesi dari Taekwondo ke Sepak Bola, Ini Alasannya
Camat Sayung, Sugiyanto menjelaskan banjir rob memang menjadi momok di kawasannya itu.
Banjir tahunan, bahkan jika iklim mulai tidak bersahabat kapanpun, daerah Sayung ini rentan terkena banjir rob.
"Memang tanggul laut itu penting untuk wilayah geografis seperti daerah kami ini di Sayung. Secara geografis daerah kami cekung, seperti baskom, lalu dekat dengan laut, di mana banjir rob akan bisa datang sewaktu-waktu, oelh karena itu, tanggul laut itu penting sekali buat kami," pungkasnya.(*)