Kisah Pandai Besi di Binorong Banjarnegara Bertahan dengan Cara Tradisional
Di desa ini, profesi sebagai pandai besi masih diminati sebagian warga. Masih ada beberapa rumah produksi alat berbahan besi
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
Alasan ini yang membuat Sukarjo masih bimbang untuk memodernisasi alat produksinya. Ia masih punya perasaan terhadap para pekerjanya yang masih hubungan kerabat dan tetangga.
Bisa saja ia mengganti posisi mereka dengan mesin dengan keuntungan yang lebih menjanjikan. Namun belum tentu, mereka bisa mengganti mata pencahariannya itu dengan profesi lain.
Setiap hentakan bodem mereka ke muka besi panas, adalah nyawa yang membuat hidup keluarga mereka terus tersambung.
"Mesin harganya mahal, sekitar Rp 40 juta. Nanti nasib pekerjanya juga bagaimana,"katanya
Riswantoro adalah satu di antara pekerja yang bergantung dengan matapencaharian itu untuk menghidupi keluarganya. Meski berat, ia mendapat imbalan yang wajar dalam setiap pekerjaannya.
Di banding merantau, ia lebih memilih melakoni profesi itu karena bisa setiap hari berkumpul dengan keluarga. (*)