Bahaya! Jangan Asal Pakai Alat Tes HIV Beli via Online
Penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS di Kabupaten Cilacap kian meresahkan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
"Masalahnya semakin rumit manakala hal itu menjadi kebiasaan dan pembenaran akan hubungan seks yang mereka anggap 'aman' meskipun 'jajan' atau berganti-ganti pasangan seksual,"katanya
Padahal, menurut Rubino, diagnosa hasil yang menyatakan seorang reaktif HIV atau tidak, haruslah melalui pemeriksaan di layanan kesehatan yang terstandar.
Reagen HIV yang dipakai petugas juga harus terstandar Kementerian Kesehatan. Selain itu, minimal harus ada petugas terlatih yang melakukan tindakan pemeriksaan hasil tersebut.
"Tindakan beberapa anak muda dan oknum mahasiswa Cilacap yang bisa jadi sekarang juga dilakukan oleh masyarakat umum akan sangat berdampak pada usaha penanggulangan HIV-AIDs,"katanya
Rubino mengingatkan, HIV merupakan penyakit menular dan sifatnya laten.
Pada fase perkembangan HIV/Aids, terdapat masa periode jendela.
Fase periode jendela adalah masa dimana virus HIV SDH masuk ke dalam darah atau tubuh seseorang namun belum bisa terdeteksi oleh alat tes HIV.
Bisa jadi, saat mereka melakukan pemeriksaan sendiri melalui alat tes HIV itu, diri dan pasangan seksualnya masih pada fase periode jendela.
Tak ayal, meski alat tes HIV yang dibeli online itu memperlihatkan hasil negatif, tapi bisa jadi, virus HIV sudah bersemayam di dalam tubuh. Hanya saja, virus itu belum bisa terdeteksi oleh alat.
"Tapi virus itu sudah aktif atau dapat menularkan,"katanya
Rubino menilai pencegahan penularan HIV dengan alat tes HIV yang dilakukan sendiri itu sebagai langkah keliru.
Tak pelak, cara antisipasi yang salah itu justru berpotensi meningkatkan perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV.(*)