Rute Pendakian Kawah Ijen Lebar, Ramai Orang Meski Bau Belerang (Bagian 3)
Minggu dini hari (29/7/2018), sekitar pukul 01.00 WIB kami bangun dan mulai menuju ke loket masuk Kawah ijen.
Penulis: kristiyawanto | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, BANYUWANGI - Setelah puas menikmati savana di Taman Nasional Baluran, tribunjateng.com melanjutkan perjalanan menuju ke Kawah Ijen.
Minggu dini hari (29/7/2018), sekitar pukul 01.00 WIB kami bangun dan mulai menuju ke loket masuk Kawah ijen.
Dari penginapan kami menempuh perjalanan 1 jam untuk sampai ke pos terakhir sebelum pendakian.
Baca: Asyiknya Perjalanan Backpacker dari Semarang ke Kawah Ijen Banyuwangi (Bagian 1)
Baca: Dari Karangasem Sewa Motor ke Taman Nasional Baluran (Bagian 2)
Setelah menyesuaikan diri dengan dinginnya suhu, kami langsung menuju loket masuk, kami membayar 17,5K per orang sekaligus parkir motor, 15k untuk masuk dan 2,5k parkir motor.
Oh ya jauh sebelum Loket tersebut kami membayar karcis masuk 5K. Kami memulai pendakian sekitar pukul 02.30 WIB. (Maklum anak sekarang menulis Rp 5 ribu menjadi 5K)
Track pendakian Gunung Ijen lebar dan tidak terlalu terjal, kami berbondong-bondong berbarengan dengan ribuan pendaki lain.
Suasana sekitar sangat hening hanya hentakan pelan kaki yang menginjak tanah. Kondisi jalan sangat gelap hanya ada sinar-sinar dari lampu senter.
Berbagai macam orang dari yang anak-anak, ABG, Remaja, Orang tua, sampai lansia bergabung menjadi satu untuk mencapai satu tujuan menikmati puncak Gunung Ijen.
Tak kalah para wisatawan mancanegara juga melangkahkan kakinya menuju ke puncak.
Di samping para pengunjung dan pendaki ada juga penawar jasa ojek troli untuk menaiki atau menuruni Ijen bagi mereka yang ingin.
Setengah perjalanan kami istirahat di sebuah gubuk yang menyediakan kopi, teh, dan mie cup panas. Ada juga toilet dengan biaya 5K bagi mereka yang ingin buang air kecil.
Kami melanjutkan perjalanan kembali, setelah beberapa ratus meter lagi sampai kawah ada salah satu pendaki yang tidak kuat menghirup bau belerang yang memang cukup pekat pada saat itu.
Pendaki tersebut dibawa ke bawah dengan troli dan segera diberi pertolongan pertama. Setelah mulai bisa teratasi kami melanjutkan pendakian.
Sekitar pukul 04.40 WIB kami sudah bisa melihat kawah Gunung Ijen dari atas, saat itu kami langsung istirahat duduk dan menikmati pemandangan matahari terbit.
Walaupun kami tidak dapat moment Blue Fire yang terkenal itu, kami sudah takjub dengan kawah cantik berwarna hijau kebiruan.
Sambil menngabadikan moment kami pergi ke arah kawah dan menikmati seburan demi semburan belerang.
