Kisah Camat dan Kepala Sekolah di Jateng Jadi Kepala Biro dan Kepala Dinas Provinsi, Dilantik Ganjar
Dua pejabat tinggi tersebut bukan berasal dari lingkungan pejabat elit di Pemprov Jateng, melainkan hanya seorang Camat dan Kepala Sekolah
Penulis: faisal affan | Editor: Catur waskito Edy
"Saya hanya kepala sekolah biasa tanpa eselon, juga hanya lulusan S2. Namun karena sudah mendaftar, saya tidak merasa takut dan tanpa beban. Artinya kalau kepilih ya syukur, tidak ya tidak apa-apa,” tambah Jumeri (56).
Berbekal pengalaman di posisinya sebagai guru serta kepala sekolah, Jumeri mantap melanjutkan ikut seleksi lelang jabatan hingga tuntas. Hingga akhirnya, ia masuk dalam tiga besar kandidat yang lolos dan namanya dipanggil oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin (6/5) lalu.
“Senang dan bangga sekali, semoga bisa melaksanakan amanah ini dengan baik. Saya ingin membawa perubahan untuk kebaikan pendidikan di sini, khususnya soal integritas,” terangnya.
Saat ditanya apa kira-kira yang membuatnya terpilih sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyingkirkan belasan pesaing lainnya, Jumeri mengatakan jika itu penilaian obyektif tim panitia seleksi dan penilaian subyektif dari Gubernur Jawa Tengah.
Juremi bersyukur dipilih dan dilantik. Artinya dia akan membuktikan mengemban tugas sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dia pernah jadi Guru Tidak Tetap (GTT), wakil kepala sekolah, kepala sekolah, mendirikan sekolah dan pengalaman lain.
Imam Maskur : "Semoga Cerita Kami Memotivasi Pegawai Lain untuk Maju
Hal senada disampaikan Imam Maskur, Camat Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Kesra Pemprov Jateng.
Imam mengatakan tidak percaya dapat dipercaya menjadi Kepala Biro Kesra dan lolos dalam seleksi jabatan yang diikutinya.
“Alhamdulillah saya dipercaya mendapatkan amanah yang sangat luar biasa berat ini. Ini merupakan kesempatan kepada saya untuk mewakafkan diri kepada masyarakat Jawa Tengah,” kata Imam.
Imam mengatakan akan langsung bekerja keras untuk membantu Gubernur Jateng dalam mewujudkan visi dan misinya.
Hal yang akan segera dilakukannya adalah dengan membuat sistem informasi terpadu terkait hibah Pemprov Jateng kepada masyarakat.
“Menurut laporan dari pak Wakil Gubernur, hibah selama ini sedikit kurang sinkron di lapangan. Untuk itu kami akan membuat sistem informasi terpadu terkait pengelolaan dana hibah dari Provinsi kepada masyarakat luas,” ucapnya.
Disinggung terkait kontrak kerja selama setahun, baik Jumeri dan Imam Maskur mengatakan tidak masalah dengan kontrak tersebut.
Keduanya menegaskan akan bekerja semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
“Kalau memang nanti kami dirasa tidak mampu oleh bapak Gubernur, kami siap mengundurkan diri,” kata keduanya.