Rekening Denny Diblokir dan Tak Bisa Ambil Gaji 4 Bulan, Manager BRI Tak Tahu Siapa yang Blokir
Denny Setiawan (38) terpaksa menggugat Bank Rakyat Indonesia (BRI) kantor Cabang Slamet Riyadi ke Pengadilan Negeri (PN) Kota Solo, terkait kasus
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Denny Setiawan (38) terpaksa menggugat Bank Rakyat Indonesia (BRI) kantor Cabang Slamet Riyadi ke Pengadilan Negeri (PN) Kota Solo, terkait kasus pemblokiran rekeningnya secara sepihak.
Kuasa hukum Denny, Heroe Setiyanto berujar pemblokiran itu terjadi pada 29 Mei 2019 atau sekitar empat bulan lalu.
"Waktu itu klien kami mau cek saldo di kantor BRI Unit Jurug.
Kok bisa-bisanya saldonya minus Rp 19,9 juta?
Lalu klien kami menanyakan ke kantornya, diarahkan untuk konfirmasi ke BRI Cabang Slamet Riyadi," kata Heroe, Selasa (20/8/2019), di gedung pengadilan.
• Kakek 83 Tahun di Tegal Nikahi Gadis 27 Tahun, Mahar Uang Gepokan, Begini Ekspresi Mereka saat Ijab
• Ironis, Pelaku Pembunuhan NH Mayat Dalam Karung di Tegal Malah Tertawa Saat Rekonstruksi
• Bejat! Oknum Guru SMA Sering Ajak Siswinya Berhubungan Intim di Kelas dan Kamar Kos
• Pertama Kali dalam Sejarah, Pasangan Ini Gelar Resepsi Pernikahan di Sam Poo Kong Semarang
Berdasar surat gugatan, Heroe menceritakan kronologi awal pemblokiran rekening anggota Polresta Solo itu.
Setelah menyadari rekeningnya diblokir, Denny mendatangi kantor BRI yang dimaksud untuk meminta penjelasan.
Selanjutnya, dia bertemu petugas bank bagian kredit.
Berdasarian keterangan petugas, rekening Denny memang berstatus diblokir dengan dana mengendap Rp 20 juta.
"Klien kami pun bingung.
Apa salahnya kok bisa diblokir, apalagi tanpa sepengetahuan klien?
Lalu klien disuruh membuat surat permohonan kepada Pimpinan BRI Slamet Riyadi untuk minta penjelasan pemblokiran rekening," ungkapnya.
Selang dua hari,Denny kembali mendatangi kantor BRI Slamet Riyadi untuk menemui salah satu petugas IT.
Dalam pertemuan itutidak ada jawaban dari bank terkait siapa dan alasan bank melakukan pemblokiran.
"Klien kami mulai berhutang teman sekantor untuk kebutuhan hidup.