Kini Ikan Asap Buatan Perajin Asal Suradadi Tegal Dikemas Menarik dan Lebih Awet
Produk Ikan Asap hasil olahan perajin asal Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal perlu dikemas secara menarik dan higienis.
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Produk Ikan Asap hasil olahan perajin asal Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal perlu dikemas secara menarik dan higienis.
Karena dengan begitu, ikan asap dengan kemasan menarik bisa menjadi salah satu nilai jual produk.
Kemudian, nama yang unik, khas, tampilan ciamik serta bersih dapat menambah kepercayaan dari konsumen untuk membeli sebuah produk, tak terkecuali ikan asap.
Hal ini menjadi alasan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh tim Pengabdi Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, yakni bagaimana memberdayakan perajin Ikan Asap di Suradadi Kabupaten Tegal.
• Ini Pro dan Kontra Pendapat Warga Terkait Alih Fungsi Areal Tambak di Kota Pekalongan
• Danang Sebut Masih Banyak Angkutan Umum Bodong di Kota Semarang
• Tak Sabar Antre, Warga Sawojajar Brebes Berebut Bantuan Air Bersih
• Pelajar dari Papua Juarai Lomba Masak di Acara HUT Polwan di Polres Purworejo
Dengan pengabdian tersebur, para perajin diharapkan mampu mengemas produknya dengan menarik dan higienis sehingga mampu bersaing di pasar online.
Ike Desi Florina, M.I.Kom selaku tim Pengabdi menyatakan, selama ini pemasaran ikan asap jamak dijual kepada konsumen secara tradisional dengan kemasan apa adanya melui kantong plastik (kresek) di pasar tradisional atau langsung membeli kepada para perajin.
Karena sifat ikan asap yang tidak tahan lama, para perajin Ikan Asap enggan melalukan inovasi, khususnya dalam hal kemasan dan promosi produk.
“Melalui pengabdian ini kami berusaha memberikan pengetahuan kepada mitra agar mampu memproduksi ikan asap dengan lebih awet, salah satunya dengan pengasapan lebih lama, mengemas produk dengan vakum dan melabelinya serta menjualkan secara online, setidaknya dapat dinikmati untuk konsumen diluar Kabupaten Tegal dan sekitarnya,” ujar Ike kepada Tribunjateng.com, Kamis (5/9/2019).
Menurut dia, program PKM yang dibiayai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini memberikan juga pelatihan penjualan secara online melalui teknologi smartphone.
Tak hanya itu, sebagai langkah inisiasi Perizinan Industri Rumah Tangga (PIRT), tim pengabdi juga merenovasi lokasi usaha mitra agar lebih bersih.
"Serta memiliki pembuangan limbah langsung ke tempatnya. Selain itu, kami juga memberikan alat-alat produksi dan pengemasan guna mendukung produksi ikan asapnya," sambung Ike.
Mitra perajin ikan asap, Rasminah (41) menuturkan, program PKM ini sangat membantu dirinya dalam menghasilkan produk yang lebih awet.
Sebab, dari hasil PKM ini para mitra bisa memiliki kemasan dan labeling produk yang khas dan menarik (Ikan Asap Ibu Nok Suradadi).
"Itu dengan dibantu teknologi vakum. Kami juga dibantu memiliki akun media sosial dan mengoperasionalkannya sendiri untuk penjualan online," tutur Rasminah. (Tribunjateng/gum).