Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gandeng IDB, Dinas Pertanian Banjarnegara Kembangkan Pertanian Kopi di 6 Kecamatan

Industri kopi mulai bergeliat di berbagai daerah seiring pertumbuhan kelas menengah gaya hidup masyarakat, termasuk di Kabupaten Banjarnegara

Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
 Imam Sarjidin menunjukkan kopi robusta Gondoarum di kebun miliknya di Desa Binangun Kecamatan Karangkobar Banjarnegara 

TRIBUNJATENG COM, BANJARNEGARA - Industri kopi mulai bergeliat di berbagai daerah seiring pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat. Tak terkecuali di Kabupaten Banjarnegara.

Di daerah yang dikenal rawan longsor ini mulai berkembang usaha pertanian kopi berbagai jenis, baik lokal, Robusta maupun Arabica.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Totok Setya Winarna mengatakan, industri pertanian kopi berkembang cukup pesat di Banjarnegara dalam 3 atau 4 tahun belakangan ini.

Sebagian petani mulai mengalihkan komoditas tanamannya dengan menanam kopi.

Perkebunan kopi menghampar di enam kecamatan meliputi Kecamatan Batur, Pejawaran, Karangkobar, Wanayasa, Kalibening, Punggelan dan Pagedongan.

Petani di wilayah kecamatan atas semisal Batur, Pejawaran, Wanayasa dan Kalibening mengembangkan kopi Arabica yang memang cocok di daerah berhawa dingin.

Adapun daerah agak bawah, semisal Punggelan dan Pagedongan banyak mengembangkan kopi Robusta.

"Petaninya bahkan sudah pernah bersanding dengan Jokowi (diundang)," katanya.

Pemkab pun akan terus menggenjot sektor ini dengan menggandeng Islamic Development Bank (IDB).

Selama lima tahun ke depan, mulai tahun 2020, pihaknya bekerjasama dengan IDB akan mengembangkan dan memperluas area tanam kopi di enam kecamatan.

Mulai tahun 2020, implementasi program itu akan dimulai melalui skema pemberian bantuan kepada petani. Mereka akan dibantu mulai benih, infrastruktur pengolahan, hingga olah pasca panen.

Totok mengatakan, uluran tangan IDB untuk pengembangan industri pertanian kopi di Banjarnegara tak lepas dari kepedulian pihak bank terhadap kondisi alam di Banjarnegara.

Jamak diketahui, daerah ini dikenal rawan longsor. Penanaman kopi, utamanya di daerah atas yang rawan, bisa mengurangi risiko bencana alam tanah longsor.

Berbeda dengan tanaman sayur yang lebih dulu dikembangkan di daerah atas, tanaman kopi dikenal memiliki akar tunggang yang lebih kuat mengikat tanah. Sehingga, keberadaan tanaman itu diharapkan mampu mencegah terjadi pergerakan tanah.

"Kalau untuk kopi, untuk awal mungkin 100 hektar,"katanya.(Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved