Defisit BPJS Kesehatan Bikin RSUD di Jateng Kelimpungan
Sejumlah RSUD dan beberapa rumah sakit swasta mitra BPJS Kesehatan di Jawa Tengah mengalami kelimpungan terkait keuangan.
Atas kondisi itu akhirnya pihak RSUD mengajukan pinjaman ke perbankan BUMN.
Hingga saat ini prosesnya sudah sampai pembahasan peraturan walikota dan sedang dikonsultasikan dengan Kemendagri.
"Iya sedang kami konsultasikan. Karena tidak ada aturan mengenai dana talangan. Pak Wal ikota Semarang sudah menyetujui permintaan kami untuk mencari pinjaman di bank BUMN," ungkapnya.
Sebelum melangkah ke sana, Susi bersama jajaran lainnya akan memilih bank BUMN mana yang bisa memberikan bunga paling rendah.
"Ini jadi dilema bagi kami karena harus berhutang untuk menutup tunggakan yang semestinya sudah dibayarkan oleh BPJS. Apa yang kami lakukan juga sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit lain," ujar Susi.
Beruntung, RSUD KRMT Wongsonegoro tak hanya mengandalkan pemasukan dari BPJS Kesehatan saja. Tetapi juga dari layanan kesehatan lainnya.
"Selain melayani pasien ber-BPJS, kami juga ada layanan pasien dari asuransi swasta. Ada pula layanan beauty care, baby spa, maupun pasien umum yang cukup lumayan.
Diklat dari rumah sakit lain juga jadi sumber pemasukan lainnya. Paling tidak seminggu sekali selalu ada," bebernya.
Kerap kali Susi harus meyakinkan pegawai yang bekerja di RSUD KRMT Wongsonegoro untuk tetap bekerja semaksimal mungkin, walaupun pembayaran jasa layanannya tertunda.
"Mereka tetap dapat gaji. Tapi ada beberapa yang memiliki cicilan dan harus segera melunasinya. Kalau uang yang diharapkan tidak keluar, tentu akan memberatkan mereka.
Tapi terus saya yakinkan karena BPJS merupakan asuransi yang sangat terjamin, karena langsung di bawah Presiden. Walaupun saat ini sedang defisit," jelas dia.
Rencana kenaikan iuran BPJS yang akan segera disahkan oleh pemerintah, dirasa Susi bisa meringankan beban desifit anggaran asuransi plat merah tersebut.
"Kenaikan iuran BPJS bisa menjadi solusi jika terus-terusan mengalami defisit. Indonesia dikenal sebagai negara yang memberikan asuransi kesehatan termurah dan terbaik kepada masyarakat.
Bahkan BPJS sudah mendapatkan penghargaan. Maka seharusnya permasalahan defisit ini secepatnya bisa diselesaikan," tambahnya.
Apabila BPJS melakukan pembayaran dengan lancar kepada pihak rumah sakit, Susi yakin bisa mengembangkan pelayanan yang lebih maksimal kepada pasien.