Viral Keluhan Emak-emak dan Guru soal Materi Tematik Kurikulum 2013: Lebih Mudah Cari Kutu Rambut
Seorang emak-emak sekaligus guru menuliskan keluhannya terkait materi tematik kurikulum 2013. tulisan tersebut viral disebarkan 19 ribu kali.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Buku temanya bagus, Pak. Yakin. Sudah pas seperti apa yang dikarepkan dengan teori K13.
Tahun lalu, setiap kali penilaian tengah semester a.k.a PTS, selalu dijadwalkan satu hari satu tema. Dengan pelaksanaan dua kali tes berisi lima muatan pelajaran. Biasanya jadwal PTS isinya begini, "Hari Senin Tema 1. Jam pertama PPKn dan Bahasa Indonesia. Jam kedua Matematika, SBdP, dan PJOK." Pelaksaan PTS untuk kelas bawah hanya sampai Tema 2, ditambah mapel Bahasa Daerah, Pendidikan Batik, dan Bahasa Inggris, kalau ada.
Jadi, mak-emak cukup mendampingi anaknya belajar 1 buku tiap malam. Nanti tinggal menyesuaikan jawaban dengan soal yang dibagikan. Masih oke lah, ya. Emak masih bisa mengatasi dan meredam emosi.
• Ditanya Siapa Penggerak Demo Mahasiswa 24 September, Fadjroel Rachman: Saya Nggak Bisa Menjawabnya
• Fahri Hamzah Bagi Tips Agar Demo Mahasiswa Berlangsung Lama, Begini Reaksi Wahyu Muryadi
• Gerindra Rela Lepas Kursi Ketua MPR, Ahmad Riza Patria Blak-blakan soal Isu Jatah Kursi Menteri
• Terbongkar, Inilah Ucapan Megawati yang Membuat Prabowo Luluh Menyerahkan Kursi MPR ke Bamsoet
Tahun ini, subhanallah, Pak.
Mumet.
Tenan, Pak. Ora ngapusi.
Jadwal PTSnya dibuat per MATA PELAJARAN.
Bayangkan, Pak. Buku Tema 1 itu saja, isinya ada lima muatan pelajaran yang letaknya selang-seling, Pak. Saya harus molak-malik halaman, metani mana saja yang menjadi muatan PPKn, mana yang isinya Bahasa Indonesia, dan seterusnya. Gusti Allah, Paak, lebih gampang petan tumo. Tenan, Pak.
Itu baru 1 buku, Pak. Tema 2 nya belum kedemok blass. Padahal materinya beda lagi.
Malam ini, saya ikutan bertarung ngajarin anak sulung saya yang kelas 6 belajar buat PTS besok. Ga tanggung-tanggung, Pak. Jatahnya ada 3 tema, artinya ada 3 buku yang halamannya musti saya bolak-balik demi mencari dimana letak PPKn dan Bahasa Indonesia berada.
Materinya, subhanallah lagi, Pak. Mulai dari lambang sila Pancasila, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, ide pokok paragraf, kalimat efektif, sampai kata baku - tidak baku. Yang bikin njlimet itu bukan materinya, Pak. Tapi letak muatan pelajarannya yang pating blenjah itu, loh, Pak. Jian, tobat.
Ini, kan sama saja kami disodori rujak bebeg yang semua buahnya sudah diserut dan dicampur sambel untuk dihidangkan. Tapi pas mau dimakan malah disuruh misahin mana timun, mana nanas, mana kates, mana mangga. Hla yo kojur! Hawong sudah campur baur, je.
Klamit, nggih, Pak. Kalau boleh saya usil, eh, usul. Misalnya, andaikata, kurikulumnya ini dikembalikan saja ke KTSP, pripun, Pak? Jadwal pelajarannya dibikin per mapel. Bukunya juga satu-satu. Karuan le sinau, Pak.
Saya juga ngajarnya enak, koreksi soal juga enak. Nilainya bulet. Ga dipisah-pisah per KD. Belum lagi ngerjain rapotnya, Pak. Astaghfirullaah, kadang suka bikin saya bertaring.
Lagipula, ya, Pak, Ujian Nasionalnya masih teuteup cuma tiga mapel, Pak. Bahasa Indonesia, Matematika, IPA. Udah, Pak, itu doang. Well, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sepertinya otw. Sementara SBdP sama PJOK sama IPS sama yang lainnya, ora kanggo.