Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dekat Rumah Bupati Temanggung Hidup Kapten Timnas Sepak Bola Putri Disabilitas yang Jadi Buruh Cuci

Marita Ariani (20) baru saja menyelesaikan setumpuk cucian di rumah saudaranya, ia buru-buru pulang ke rumahnya yang sangat sederhana, untuk berganti

Penulis: yayan isro roziki | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Marita menunjukkan medali-medali yang diraih, selama berkeci‎mpung menjadi atlet disabilitas. 

TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - ‎ Marita Ariani (20) baru saja menyelesaikan setumpuk cucian di rumah saudaranya, ia buru-buru pulang ke rumahnya yang sangat sederhana, untuk berganti kostum.

Segera saja, ia mengenakan jersey merah-merah dengan logo Garuda di dada kiri.

Tak lupa, Marita mengalungkan sejumlah medali yang didapat, semenjak berkiprah dalam tim nasional sepak bola disabiltas.

‎"Ini kemarin terakhir berlaga di India, kita menang 3-1 saat melawan Ukraina.

Kita dapat emas, juara satu," kata Marita, saat ditemui di rumahnya, kawasan Kampung Mujahidin Gang I nomor 3, Kelurahan Giyanti, Kecamatan/Kabupaten Temanggung, Kamis (17/10).

‎Yang dimaksud Marita adalah laga final melawan tim sepak bola putri disabilitas asal Ukraina, dalam ajang Asia Pasific Special Olympic International Football Championship (SOIFC) 2019, di Chimney, India, pada Agusutus lalu.

Komisi C DPRD Kota Salatiga Pesimis Revitalisasi Lapangan Pancasila Selesai Tepat Waktu

Pemkab Karanganyar Ajukan Tambahan Tabung Gas Elpiji 3 Kg 15 Persen dari Alokasi Kebutuhan Harian

Rp 500 Juta Dana Bantuan Untuk Penerangan Jalan, Pemkab Pati Minta Kepala Desa Segera Koordinasi

Rumitnya Kasus Pencabulan di Polres Kendal Hingga Sidang Ajudikasi Sengketa Informasi di KIP Jateng

Kala itu, Marita menjadi kapten tim.

Menurut Marita, tim sepak bola bagi penyandang disabilitas intelektual itu ‎beranggotakan lima orang pemain, --bukan sebelas orang laiknya tim sepak bola pada umumnya--.

Serta, tiga pemain cadangan lain.

Sehingga, dalam kontingen ini total terdapat delapan pemain.

"Saya sendiri yang dari Temanggung.

Yang lain dari jauh-jauh, ada yang dari Jakarta, Riau, Papua, dan lainnya tidak hafal.

Di tim, saya menjadi striker dan sekaligus kapten," ujar Marita, yang telah menjadi yatim-piatu sejak usia lima tahun ini.

Sebelum di India, diakui Marita, ia juga telah berlaga di berbagai turnamen sepak bola putri disabilitas lainnya.‎

Baik di dalam maupun di luar negeri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved