Dekat Rumah Bupati Temanggung Hidup Kapten Timnas Sepak Bola Putri Disabilitas yang Jadi Buruh Cuci
Marita Ariani (20) baru saja menyelesaikan setumpuk cucian di rumah saudaranya, ia buru-buru pulang ke rumahnya yang sangat sederhana, untuk berganti
Penulis: yayan isro roziki | Editor: muh radlis
Ia pun kemudian memasukkan Marita ke BBRSPDI Kartini.
Hal ini dilakukan, agar Marita mendapat pendidikan yang lebih sesuai dengan kondisi yang dialami.
"Tapi saya bilang sama pengurus dan gurunya di sana, anak ini punya kelebihan soal fisik.
Dari kecil kalau disuruh apa-apa pasti langsung lari cepat, gak mau jalan pelan-pelan.
Karena itu, sebelum jadi atlet sepak bola, dia dulu juga altet lari," ujarnya.
Saat ini, diakui, kehidupan Marita masih cukup memprihatinkan.
Kemenakannya itu hanya menjadi buruh cuci.
Ia berharap, ada perhatian dan penghargaan dari pemerintah, agar nasib Marita menjadi lebih baik lagi.
"Bagaimanapun, Marita telah turut mengharumkan nama bangsa melalui bidang olah raga yang digelutinya," tutur Bandriyo.
Ditambahkan, kehidupan Marita sudah pahit sejak kecil.
Sang ayah meninggal saat Marita berusia sekitar dua tahun.
Pada usia lima tahun, sang ibu pun meninggal dunia.
Sehingga, otomatis Marita menjadi yatim-piatu sejak saat itu. (yan)