Dekat Rumah Bupati Temanggung Hidup Kapten Timnas Sepak Bola Putri Disabilitas yang Jadi Buruh Cuci
Marita Ariani (20) baru saja menyelesaikan setumpuk cucian di rumah saudaranya, ia buru-buru pulang ke rumahnya yang sangat sederhana, untuk berganti
Penulis: yayan isro roziki | Editor: muh radlis
Ia senang, bisa bertemu dengan banyak teman lain dari luar daerah, bahkan juga manca negara.
Kendati demikian, ia juga berharap pemerintah bisa sedikit memperhatikan nasibnya.
"Saya kepengen banget ketemu pak Bupati, dan saya juga pengen punya pekerjaan tetap, agar bisa hidup lebih layak.
Itu saja," ujarnya.
Lingkungan tempat tinggal Marita, sejatinya tak begitu jauh dari rumah dinas Bupati Temanggung, M Al Khadziq.
Rumah dinas bupati, Pendopo Pengayoman, berjarak tak sampai satu kilometer (Km) ke arah selatan.
Selain sebagai buruh cuci, sehari-hari Marita masih menyempatkan diri untuk berlatih, untuk menjaga kondisi fisiknya.
"Ya latihan mandiri, lebih banyak latihan fisik, lari-lari.
Kalau latihan sepak bola susah, gak ada temannya," ucap dia.
Diakui Marita, sejak 2010 - 2016, ia hidup dan bersekolah di lingkungan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini di Temanggung.
Ia mengakui pula, selama di sana mendapat beberapa pendidikan keterampilan.
Di antaranya adalah membuat kerajinan batik ciprat.
"Belum bisa membuat batik ciprat seperti dulu, karena harus kerja dan berlatih tiap hari," akunya.
Subandriyo (54), yang tak lain merupakan paman dari Marita mengatakan kemenakannya itu diketahui menyandang disabilitas intelektual saat duduk di kelas tiga sekolah dasar (SD).
Kala itu, ia curiga lantaran Marita sangat sulit mencerna pelajaran yang diberikan guru-gurunya di sekolah.