Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dilema Petani di Karangkobar Banjarnegara, Disuruh Tanam Kopi tapi Pemkab Tak Sediakan Gudang

Kopi mulai menjadi komoditas andalan di Kabupaten Banjarnegara. Industri kopi dari hulu ke hilir pun tumbuh subur di wilayah yang dikenal rawan

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
Petani kopi di Babadan Banjarnegara sedang merawat kopi Arabika 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Kopi mulai menjadi komoditas andalan di Kabupaten Banjarnegara.

Industri kopi dari hulu ke hilir pun tumbuh subur di wilayah yang dikenal rawan longsor ini.

Kopi Banjarnegara pun kian diminati masyarakat karena dikenal unggul.

Prospek menjanjikan usaha ini tak ayal membuat banyak petani di Banjarnegara beralih menanam kopi.

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pun gencar mendorong masyarakat untuk beralih menanam kopi.

Alasannya, selain punya nilai ekonomi tinggi, tanaman kopi dinilai ramah lingkungan hingga membantu mencegah erosi.

Pemkab Banjarnegara bahkan bekerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) untuk pengembangan industri kopi di Banjarnegara.

Kontraktor Tak Laksanakan Perintah, Bupati Purbalingga Ungkap Kekecewaan

70 UMKM Siap Ekspor Ikut Pameran BI Jateng di Lawang Sewu, Semua Transaksi Pakai QR Code

Terbukti Timbun Limbah Berbahaya, DPRD Jateng Minta Pabrik Gula Blora Tutup

Sindir DPRD Kendal, Ganjar : Ini Bikin Kendal Tidak Jadi Menarik

Tidak tanggung-tanggung, Pemkab bersama IDB akan memfasilitasi pengembangan kopi di sejumlah kecamatan bagian atas.

Sayangnya, semangat Pemkab untuk mengembangkan komoditas kopi ini belum didukung dengan fasilitas penampungan (gudang) kopi yang memadai.

Petani kopi dari Binangun Kecamatan Karangkobar Banjarnegara, Imam mengapresiasi peran Pemkab Banjarnegara yang bersemangat mendorong masyarakatnya untuk menanam kopi.

Masalahnya, Kabupaten Banjarnegara hingga saat ini belum memiliki gudang yang memadai untuk menampung kopi dari petani.

Ini jadi hambatan tersendiri bagi petani yang kebingungan untuk memasarkan hasil panennya.

Mereka terpaksa menjual kopinya ke luar daerah, semisal Wonosobo atau Temanggung yang memiliki gudang kopi.

Menurut Imam, peran pemerintah mestinya bukan hanya membantu penanaman bibit maupun pengolahan pasca panen.

Lebih dari itu, pemerintah harus menjamin produk petani mampu terserap dengan baik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved