Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Susi Sebut RSUD Wongsonegoro Kota Semarang Kekurangan Dokter Spesialis

Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati menyampaikan, RSUD masih kekurangan tenaga khususnya dokter spesialis guna meningkatkan pelayanan

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati menyampaikan, RSUD masih kekurangan tenaga khususnya dokter spesialis guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Selain dokter spesialis, dokter umum dan perawat juga masih perlu penambahan.

Namun sayangnya, Kota Semarang tidak mendapatkan jatah formasi kesehatan dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) November 2019 mendatang.

"Seleksi yang kemarin ada dokter spesialis, tapi kan syarat usianya maksimal 35 tahun.

Padahal dokter spesialis itu membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh studi.

Batasan usia 35 tahun tentu menjadi kendala saat rekrutmen.

Untuk seleksi CPNS mendatang, kami malah tidak mendapatkan formasi," ujarnya, Selasa (5/11/2019).

Hakim Tolak Gugatan Keluarga Korban Tabrak Lari Overpass Manahan Solo

Tertarik Kuliah di Taiwan? Yuk ke Gedung ICT Undip, Ada 14 Kampus Buka Penerimaan

Sejak September 2019 Blangko E-KTP Kosong, Disdukcapil Kota Salatiga Ganti Suket

BPBD Terbitkan SK Darurat Bencana di Kota Pekalongan, Berlaku November 2019 hingga Februari 2020

Dia menyebutkan, setidaknya rumah sakit milik pemerintah ini masih membutuhkan sekitar 10-12 dokter spesialis, 4 dokter umum, dan 20 perawat.

Beberapa dokter spesialis yang dibutuhkan diantaranya dokter bedah plastik, dokter bedah toraks, dokter onkologi, dan dokter jantung intervensi.

"Kami sebenarnya sudah mengusulkan itu, tapi kami memang belum mendapatkan jatah," katanya.

Dia menjelaskan, RSUD KRMT Wongsonegoro sudah memiliki peralatan kesehatan yang cukup lengkap, seperti peralatan kemoterapi dan cath lab.

Hanya saja, terkendala dokter spesialis yang belum terpenuhi.

Saat ini, dia menggandeng beberapa dokter spesialis dari rumah sakit lain sebagai dokter mitra.

Namun, pelayanan yang diberikan belum maksimal lantaran waktu pelayanan masih cukup terbatas

"Rumah sakit tipe B seharusnya sudah memiliki dokter spesialis dan sub spesialis. Solusi mengatasi kekurangan, kami tidak buka layanan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved