Di Desa Capar Tegal Hanya Tersisa 1 Sumur yang Mengeluarkan Air, Letaknya di Tengah Persawahan
Selama tujuh bulan lebih masyarakat di Desa Capar, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal alami kelangkaan air bersih.
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Selama tujuh bulan lebih masyarakat di Desa Capar, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal alami kelangkaan air bersih.
Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga memanfaatkan sumur irigasi yang ada di tengah sawah.
Seorang warga Desa Capar, Saidah (47) mengatakan, saat ini masyarakat di desa setempat alami kekurangan air bersih.
Sumur-sumur milik warga yang ada di permukiman penduduk sudah tidak mengeluarkan air.
Menurutnya, hanya tersisa satu sumur yang mengeluarkan air.
Lokasinya berada di tengah sawah desa setempat.
• 5 Juta Liter Limbah Tekstil per Hari Terbuang di Kota Pekalongan, Cuma 45% yang Bisa Diolah IPAL
• Ditunjuk jadi Manager di Kantornya, Calon Kades di Kudus Ini Mengundurkan Diri dari Pilkades
• Syafii Lihat Angin Berputar-putar Hancurkan Rumahnya di Ploso Demak
• Diprotes Warga dan Disanksi Pemkot, Warga Sebut Pabrik Gula Merah di Tegal Nekat Kembali Beroperasi
"Tinggal sumur milik saya yang mengeluarkan air dan letaknya di tengah sawah.
Saat ini sumur tersebut dimanfaatkan oleh warga lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Padahal sumur yang saya buat biasanya untuk mengairi sawah saja," kata Saidah, yang juga pemilik sumur kepada Tribunjateng.com, Rabu (6/11/2019).
Setiap hari, tambah Saidah, dari pagi sampai sore, masyarakat secara bergiliran mengambil air di sumur tersebut.
Masyarakat rela berjalan ratusan meter dan melewati jalan setapak.
Bahkan, masyarakat harus mengantre untuk mendapatkan air bersih tersebut.
Sebab, seluruh masyarakat di Desa Capar hanya mengandalkan sumur milik dirinya.
"Saya tidak meminta uang ganti rugi apapun pada masyarakat karena memang saat ini, masyarakat sedang kelangkaan air bersih.
Meski setiap hari sumur tersebut diambil air bersihnya, tapi alhamdullilah masih ada airnya," tambahnya.
Sementara, tokoh masyarakat Desa Capar, Kukuh Supribadi mengaku, saat ini warga Desa Capar memang mengalami krisis air bersih.
"Memang tinggal satu sumber air. Beberapa bulan ini, sumur satu-satunya dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Saat ini, warga sedang berusaha membuat sumur baru agar antrian warga untuk mendapatkan air bersih tidak terlalu panjang," jelasnya. (Tribunjateng/gum).