Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Mr Broto Jadi Guru dan Badut Panggilan, Tak Ingin Disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

"Saya tak ingin disebut pahlawan tanpa tanda jasa, saya hanya ingin memberi ilmu dan menghibur anak-anak," ucap Subroto Sutrisno (51) wali kelas 4 di

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - "Saya tak ingin disebut pahlawan tanpa tanda jasa, saya hanya ingin memberi ilmu dan menghibur anak-anak," ucap Subroto Sutrisno (51) wali kelas 4 di SDN Kebulen 5 Kota Pekalongan.

Selain menjadi pengajar berstatus PNS, Sutrisno juga berprofesi sebagai badut panggilan.

Baginya menjadi guru dan badut penghibur tak semudah yang dibayangkan orang.

Seolah punya dua kepribadian, Sutrisno berubah menjadi pribadi ceria ketika berdandan menjadi badut.

Namun ia juga harus menjadi bijaksana kala memberi ilmu kepada murid-muridnya di sekolah.

Usai mengajar di sekolah, lelaki kelahiran 7 Februari 1968 itu, bergegas menuju ke rumah mempersiapkan diri menghibur anak-anak.

Fajar Akan Rekomendasikan Pencabutan Izin kepada Karaoke yang Terbukti Ada Praktik Prostitusi

Bimo : Betul Kami Ada Tunggakan ke RS PKU Muhammadiyah Solo, tapi Tak Sampai Rp 61 Miliar

Jalur Pantura Batang di 2 Kecamatan Gelap Tanpa Penerangan Jalan, Diduga Ada yang Curi Komponen PJU

Malam Ini Pendaftaran CPNS 2019 Ditutup, 10 Formasi di Kendal Masih Sepi Pelamar

Bedak, perona pipi dan pewarna bibir tak lupa ia goreskan ke wajahnya saat berdandan menjadi badut panggilan.

Sutrisno yang akrab disapa Mr Broto, merealisasikan kecintaan terhadap dunia anak dengan cara menghibur anak-anak lewat penampilannya.

Tak jarang Mr Broto tak mendapatkan bayaran, kala menghibur anak-anak dalam acara.

Meski demikian ia berujar tetap semangat, karena cita-citanya memberi ilmu dan bisa menghibur anak-anak.

"Sebelum jadi PNS saya sudah menjadi badut panggilan, kalau dihitung tahun, hampir 35 tahun lamanya," ujarnya, Selasa (26/11/2019).

Mr Broto yang tinggal di Jalan KH Mansyur, Bendan Gang 7 Nomor 59 Pekalongan Barat itu, bisa dikatakan badut pertama yang ada di Kota Batik.

"Setahu saya, saya yang pertama di Kota Pekalongan, bahkan yang ikut saya kini membuka layanan badut panggilan sendiri," ucapnya.

Meski ramai order, namun pekerjaan menjadi badut panggilan hanya sebagai tambahan Mr Broto.

"Hasil dari badut panggilan bagi saya nomor sekian, yang paling utama bisa menghibur anak-anak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved