Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tabir Rahasia di Balik Pembunuhan Soleimani, Ada Konflik Melibatkan China, AS Marah Karena Hal Ini

Misteri dan rahasia apa awal terjadinya pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani. Misteri tentang apa yang melatarbelakangi, maksud dan tujuan operasi

guardian news/YouTube
Qassem Soleimani, seorang Jenderal Iran tewas dibunuh oleh militer AS melalui drone. 

TRIBUNJATENG.COM, YOGYA -- Misteri dan rahasia apa awal terjadinya pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani

Misteri tentang apa yang melatarbelakangi, maksud dan tujuan operasi keji yang dijalankan Pentagon dan CIA Itu?.

Betulkah hanya karena ambisi Donald Trump merebut simpati jelang Pilpres AS dan proses pemakzulan dirinya?

Benarkah ini murni konflik AS vs Iran?

Betulkah Qassem Soleimani dan Pasukan Quds sedang menyiapkan serangan khusus ke pasukan AS?

Ada apa di balik tragedi di Baghdad yg hampir menyulut perang besar ini?

Federico Piaracinni dari The Strategic Culture Foundation dan analis independent tentang geopolitik menulis di situs The Duran, Kamis (9/1/2020).

Sebab pembunuhan Qassem menurutnya jauh lebih pelik dari yang dibayangkan orang.

Pasukan Elite Garda Revolusi Iran yang Ditakuti Amerika dan Sekutunya

Strategi Iran Tembus Pangkalan Militer AS Kejutkan Dunia, Ada Peran Qassem Soleimani

Iran Dan Amerika Memanas, Mari Baca Sejarah Rudal Yang Kini Jadi Andalan saat Perang

Iran Terkini : Bagaimana Nasib 400 WNI di Iran? Ini Pesan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Peristiwa itu termasuk klimaks ketegangan antara Trump dan PM Irak Adil Abdul Mahdi.

Spektrum peristiwanya menyangkut kepentingan besar China, Saudi Arabia, dan juga Qatar.

Kasusnya juga menyangkut bisnis migas Timur Tengah, pemenuhan infrastruktur dan kelistrikan di Irak, serta masa depan dolar AS sebagai alat transaksi dagang internasional.

Kok bisa? Begini konstruksi ceritanya menurut Pieracinni.

Kisah gelap ini sesungguhnya dibuka Adil Mahdi lewat serangkaian pernyataannya di televisi setelah Soleimani terbunuh.

Lebih detil lagi diungkapkan di parlemen Irak, meski usahanya membuka rahasia ini dihalang-halangi AS lewat Ketua DPR Irak, Mohammad al-Halboussi.

Tokoh ini berlatar Sunni, dan punya loyalis cukup kuat.

Gedung Putih menggunakan golongan ini untuk menekan Adil Abdul Mahdi.

Lantas kenapa Abdul Mahdi yang digencet?

Video serangan balasan Iran ke pangkalan militer AS di Irak beredar di media sosial. Puluhan rudal jelajah diluncurkan
Video serangan balasan Iran ke pangkalan militer AS di Irak beredar di media sosial. Puluhan rudal jelajah diluncurkan (Twitter)

Trump dan Abdul Mahdi selama berminggu-minggu ternyata terlibat pembicaraan sangat serius.

Aksi demonstrasi besar di Irak akhir tahun lalu, tak lepas dari masalah ini.

AS memang ada di balik gerakan mendelegitimasi pemerintahan Abdul Mahdi dengan isu korupsi.

Persis seperti pola gerakan massa yang digunakan di Mesir 2009, Libya 2011, Maidan 2014.

Irak di tengah gejolak ini ternyata sedang bernegosiasi dengan China terkait proyek kelistrikan.

Dalam usaha membuka kedok hitam ini di parlemen dan kepada publik, Halboussi benar-benar berusaha mematahkannya.

Tapi Mahdi berusaha keras menyuarakan usaha Amerika untuk membuat Irak kembali hancur.

Washington ingkar janji terkait proyek pemulihan infrastruktur dan kelistrikan Irak.

AS meminta bagian 50 persen pendapatan sektor minyak Irak, tapi Abdul Mahdi menolaknya.

Karena itulah Abdul Mahdi berpaling ke China, meneken perjanjian proyek konstruksi.

Terungkap, Serangan Iran Sudah Dideteksi AS Melalui Penyadapan Telekomunikasi dan Satelit

Sepulang dari Beijing, Trump menghubungi Abdul Mahdi, memintanya membatalkan kesepakatan tersebut.

Saat Mahdi menolaknya, Trump mengancam akan mendorong aksi massa lebih besar lagi di Irak, yang akan mengakhiri kekuasaan mereka di pemerintahan.

Termasuk menggunakan cara kotor guna memicu anarki.

Trump sekali lagi meminta Abdul Mahdi membatalkan kontraknya dengan China.

Tapi ia kembali menolaknya, dan mengajukan pengunduran diri.

Mahdi mengatakan, Gedung Putih hingga hari-hari tetap menginginkan perjanjian sektor konstruksi dengan China itu dibatalkan.

Ia menambahkan, Menhan Irak sesudah itu secara terbuka menuduh pihak ketiga menargetkan sipil maupun aparat keamanan akan dijadikan tumbal saat aksi demo besar di seantero Irak berlanjut.

Sekali lagi Trump mengontak Abdul Mahdi dan mengancam akan membunuhnya berikut Menhan Irak jika terus mengungkapkan pihak ketiga di belakang aksi unjukrasa memprotes pemerintah Irak.

Tak seorangpun termasuk Abdul Mahdi membayangkan minggu-minggu penuh kesukaran di Irak itu akan berakhir pada pembunuhan keji Qassem Soleimani.

Abdul Mahdi pun tidak gampang mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan kisah kelam di balik krisis Irak, dan serangan militer AS pada tokoh Iran ini.

Perang Amerika Vs Iran Pasca Terbunuhnya Soleimani : Teheran Tembakkan 22 Rudal, 80 Tentara AS Tewas

Pada esok hari setelah kedatangan Qassem Soleimani dari Beirut, Lebanon, Abdul Mahdi seharusnya bertemu dengan tamunya itu.

Kehadiran Soleimani di Baghdad adalah sebagai diplomat atau utusan Teheran.

Ia membawa misi penting bertemu utusan Kerajaan Saudi, guna mendiskusikan peredaan ketegangan di Timur Tengah.

Semua pihak sudah diberitahu mengenai pertemuan ini.

Ternyata Trump memotong usaha deeskalasi konflik oleh Iran dan Saudi, dan membunuh Qassem setiba di Bandara Baghdad.

Kerajaan Saudi secara cepat begitu Qassem terbunuh menegaskan, mereka tidak diberitahu Washington.

Saudi juga mengingatkan agar semua pihak menahan diri supaya konflik tidak mengguncang kawasan.

Pangeran Khalid bin Salman langsung terbang ke Washington, bertemu Trump dan lalu ke London.

Ia membawa pesan Pangeran Muhammad sebagai penguasa de facto Saudi, meminta agar Washington menahan diri supaya rakyat kawasan Teluk tidak jatuh dalam peperangan lebih menyakitkan lagi.

Saudi dan Iran agaknya telah menemukan jalan untuk meredakan konflik kawasan dengan perantara Irak.

Karena itu digelar pertemuan di Baghdad, dan Teheran mengutus Qassem Soleimani.

Reaksi Riyadh terhadap pembunuhan Soleimani tidak menunjukkan kegembiraan atau sampai ada perayaan terbuka.

FAKTA BARU : Saat Hakim Jamaluddin Dibunuh, Anaknya yang Terkecil Sempat Terbangun

Qatar, yang masih bermasalah dengan Riyadh, juga menyatakan dukacita.

Menlu Qatar terbang langsung ke Teheran.

Langkah ini mungkin mengantisipasi jika Iran juga menargetkan Doha sebagai sasaran balas dendam.

Bagaimanapun, drone MQ1 Reaper yang membunuh Soleimani diterbangkan dari pangkalan militer AS di Al Udeid Qatar.

Dalam pidato nasionalnya, Trump menyinggung soal sumber minyak Timur Tengah.

Trump mengatakan AS tidak akan bergantung minyak dari kawasan itu, dan akan menyiapkan sumber energi mandiri.

Pernyataan ini menegaskan, AS sedang menghadapi problem serius ketika China kini menjadi pemimpin dagang sektor strategis di Timur Tengah, Afrika, maupun Amerika Selatan, khususnya Venezuela sebagai pemilik cadangan minyak terbesar kedua di dunia.

Venezuela, Rusia, Iran, Irak, Qatar dan Arab Saudi merupakan pemilik mayoritas cadangan minyak dan gas di dunia. Tiga pihak pertama memiliki hubungan sangat kuat dengan Beijing.

China dan Rusia di sisi lain ingin konsolidasi lebih lanjut untuk memastikan pertumbuhan masa depan benua super Eurasia terbebas dari perang dan konflik.

Arab Saudi, di sisi lain pro-AS tetapi bisa condong ke kamp Sino-Rusia baik secara militer maupun terkait sektor energi.

Proses yang sama sedang berlangsung dengan Irak dan Qatar berkat berbagai kesalahan strategis Washington di wilayah tersebut.

Pendudukan Irak sejak 2003, penghancuran Libya, Suriah dan Yaman sejak 2011, membuat negara-negara Teluk berusaha menyiapkan alternatif lain jika AS terus membabibuta.

Perjanjian Irak dan Cina di sektor konstruksi adalah contoh penting bagaimana Beijing bermaksud menggunakan troika Irak-Iran-Suriah untuk menghidupkan Timur Tengah dan menghubungkannya megaproyek Chinese Belt and Road Initiative.

Arab Saudi menjadi eksportir minyak terbesar untuk Cina, sedangkan Qatar dan Rusia muncul sebagai eksportir utama LNG ke Tiongkok.

Sektor gas ini sangat vital bagi China dan sesuai visi 2030 Xi Jinping yang ingin mengurangi secara drastis polusi udara di negaranya.

AS sama sekali tidak hadir dalam gambar besar masa depan ini.

Mereka memiliki sedikit kemampuan untuk mempengaruhi perubahan, atau menawarkan alternatif ekonomi yang lebih menarik.

Washington ingin mencegah integrasi Eurasia dengan menyulut kekacauan dan kehancuran di kawasan itu.

Pembunuhan Soleimani ada di rangkaian usaha itu.

Sulit bagi AS membayangkan jika mata uang dolar AS akan kehilangan statusnya sebagai alat transaksi internasional.

Trump pun masuk ke pusaran masalah yang membuat AS seperti putus asa.

Trump dan para pembisiknya mungkin sangat percaya serangan drone-nya terhadap Soleani dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan menakuti lawan-lawannya.

Trump pun berusaha memenangkan dukungan pemilihnya jelang Pilpres AS (caranya ia membuat narasi pembunuhan Soleimani sama dengan Osama bin Laden dan Abu Bakar Al-Baghdadi)

AS juga mengirimkan peringatan kepada negara-negara Arab tentang bahayanya memperdalam hubungan mereka dengan China.

Upaya Irak untuk memediasi perdamaian antara Iran dan Arab Saudi, menurut Federico Piaracinni, telah dibungkam AS dan Israel, untuk mencegah perdamaian menyeluruh di wilayah tersebut.(Tribunjogja.com/xna)

EKSLUSIF : Wawancara Tribun dengan Bu Kosim yang Memandikan Jenazah Lina Mantan Istri Sule

Inilah Kata Teddy Saat Bertemu Rizky Febian di Proses Autopsi Jenazah Lina Mantan Istri Sule

BERITA LENGKAP: Cinta Terlarang Istri Hakim Hingga Tega Membunuh Suaminya dan Hanya Mengaku Khilaf

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Di Balik Pembunuhan Qassem Soleimani Ada Konflik Melibatkan China dan Saudi, Amerika Marah Besar

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved