Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Dikukuhkan di Candi Arjuna, Gelar Acara di Tuk Bimalukar Dieng
Sebelum viral di Pogung Jurutengah, Toto dan ratusan pengikutnya ternyata pernah melaksanakan kegiatan ala kerajaan di dataran tinggi Dieng
Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Warga dihebohkan dengan munculnya Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan Purworejo yang dipimpin Toto Santoso Hadiningrat dengan gelar Sinuhun.
Pasca-viral berita itu, sang raja dan permaisuri yang dipanggil Ratu Dyah Gitarja ditangkap dan dibawa ke Polda Jawa Tengah untuk menjalani pemeriksaan, rabu (15/1).
Keraton Agung Sejagat ditutup karena dianggap meresahkan warga.
• Wawancara Eksklusif Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Alasan Pilih Lokasi Istana di Purworejo
• BERITA LENGKAP : Berkah Pedagang di Sekitar Istana Keraton Agung Sejagat Hingga Iuran Rp 30 Juta
• Wahyu Setiawan Sebut Nama Arief Budiman dan Johan Budi dalam Sidang Dugaan Pelanggaran Kode Etik
• Teka-teki Kerangka Manusia yang Ditemukan Dalam Kondisi Duduk di Kursi
Polisi pun menggeledah rumah kontrakan Toto di Sleman untuk mencari barang bukti.
Toto dan Dyah yang sebelumnya tampak gagah dengan pakaian kerajaan di hadapan ratusan pengikutnya, kini terlihat lemah dengan baju tahanan.
Kelompok ini sebenarnya telah eksis cukup lama.
Sebelum viral di Pogung Jurutengah, Toto dan ratusan pengikutnya ternyata pernah melaksanakan kegiatan ala kerajaan di dataran tinggi Dieng, beberapa bulan lalu.
Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Aryadi Darwanto mengatakan Toto dan pengikutnya pernah menggelar kegiatan di Dieng.
Ia pun menyebut acara itu legal karena telah mendapatkan izin dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
Pusat kegiatan bernuansa budaya itu berada di komplek Candi Arjuna Dieng.
"Itu mereka izin. Acaranya di kompleks candi," katanya.
Kehadiran ratusan orang dari luar kota yang berpakaian ala kerajaan itu sontak sempat meramaikan kawasan wisata Dieng.
Prosesi pengukuhan itu sekaligus memeringati 1.000 tahun masa keemasan Dinasti Sanjaya.
Prosesi kirab diawali dengan ritual pengambilan air suci di tuk Bimalukar Desa Dieng Wetan.
Ratusan peserta lantas mengarak gunungan dari tuk Bimalukar menuju komplek candi Arjuna dengan berjalan kaki.