Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Nelayan Pantura Sudah Siap Dikirim ke Natuna, Tapi Minta Jaminan Keamanan

Kesiapan Pujiono untuk diberangkatkan ke Natuna karena jiwa nasionalisme ingin membantu pemerintah Indonesia sekaligus geram dengan adanya nelayan asi

Penulis: faisal affan | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
ILUSTRASI - Beberapa kapal bersandar di TPI Kota Pekalongan, Selasa (14/1/2020) siang. 

Pemerintah sudah melakukan rapat bersama untuk membahas terkait mobilisasi nelayan ke Natuna.

Bukan hanya nelayan dari Jawa Tengah yang disiapkan melainkan juga dari Sulawesi dan Sumatera.

Menurutnya, sudah ada 35 kapal berukuran di atas 75 GT milik nelayan Rembang yang akan berangkat ke Natuna.

Sedangkan untuk nelayan dari daerah lain Fendiawan tidak menjelaskan.

Menurutnya, perairan Natuna memiliki kekayaan laut yang berlimpah karena letak geografisnya pertemuan dua arus.

Potensi yang luar biasa tersebut sehingga membuat banyak nelayan dari negara tetangga seperti China, Thailand dan Vietnam tertarik menangkap ikan di wilayah tersebut.

Pemerintah harus tegas mengatasi masalah ini. Jangan sampai kekayaan laut Indonesia justru dinikmati oleh nelayan dari negara asing.

Terkait kesiapan, kapal nelayan Jateng bertonase besar cukup banyak hampir ada 800 kapal berukuran di atas 30 GT. Kapal besar itu mempunyai kemampuan menangkapkan dalam jarak jauh.

Minta Kesediaan BBM

Sebelum diberangkakan, nelayan minta kepada pemerintah untuk disediakan BBM yang terjangkau mengingat jarak tempuh cukup jauh.

Selain itu juga terjaminnya keamanan dari Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI dan TNI AL, karena nelayan asing cenderung berani melawan nelayan Indonesia.

Di samping itu, pemerintah juga perlu menyiapkan infrastruktur lain seperti pelabuhan serta tempat pengolahan ikan yang representatif di wilayah sekitar perairan Natuna. Sehingga hasil tangkapan ikan bisa segera didistribusikan dan nelayan tidak perlu meninggalkan perairan Natuna terlalu jauh.

"Kalau nelayan Jateng rata-rata sudah dilengkapi freezer sehingga hasil tangkapan bisa langsung dibekukan dibawa ke Jateng. Idealnya memang diproses di Natuna mungkin infrastruktur belum layak. Sehingga dibawa ke Jakarta karena permintaan di Jateng dan Jakarta lebih tinggi. Cumi bisa Rp100 ribu per kilogram," kata Fendiawan Tiskiantoro.

Kesempatan Pakai Cantrang

Nelayan di Kota Tegal antusias untuk diberangkatkan ke perairan Natuna. Bagi mereka ini momen penting untuk mencari ikan sebanyak mungkin. Merasa dibutuhkan pemerintah. Hal ini jadi nilai tawar bagi nelayan untuk mendesak pemerintah agar mencabut aturan pelarangan penggunaan cantrang.

Keuntungan lain dari misi Natuna adalah para nelayan pasti akan difasilitasi. Selama ini dalam berlayar mereka sebenarnya ingin mencari ikan ke mana-mana. Namun terhalang biaya operasional yang mahal khususnya BBM. Maka wajar mereka ingin ada subsidi solar untuk berangkat ke Natuna.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved