Transaksi Kartu Tani melalui EDC Masih Minim di Jawa Tengah, Ini Penjelasan Karo Isda Jateng
Masih ada sekitar 200 ribu petani yang belum menerima kartu untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tertutup itu.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jumlah kartu tani yang telah terdistribusi ke petani sebanyak 2.607.637.
Jumlah itu berdasar data hingga 31 Desember 2019.
Sedangkan, jumlah petani di Jateng yang terdata dalam Sistem Informasi Manajemen Pangan Indonesia (SIMPI) yakni 2.883.730.
Sehingga, masih ada sekitar 200 ribu petani yang belum menerima kartu untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tertutup itu.
• Presiden Jokowi Ancam Copot Kapolda Hingga Pangdam TNI Jika Tak Mampu Tangani Ini
• Selain Meriam Bellina, Hotman Paris Akui Pernah Pacari Penyanyi Dangdut BN dan Putri Pengusaha Taksi
• Dulu Dibuang-buang karena Hanya Dianggap Makanan Ular, Kini Porang Laku Keras di Pasar Ekspor
• Kisah Dokter Zaki Penemu Virus Corona Dipecat dari RS : Saya Pernah Ingatkan Ini Virus yang Serius
Dari jumlah tersebut, 526.441 kartu atau sekitar 20,18 persen telah digunakan untuk bertransaksi menggunakan mesin Electronic Data Captured (EDC).
"Jadi, penggunaan kartu sudah hampir 100 persen."
"Berdasarkan data dari Bank BRI, hanya 20,18 persen yang menggesek Kartu Tani ke mesin."
"Sisanya tetap menggunakan kartu dengan menunjukan kartu (bayar tunai) untuk menebus pupuk bersubsidi," kata Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam (Karo Isda) Jateng, Dadang Somantri, Rabu (5/2/2020).
Menurutnya, persentase penggunaan kartu untuk bertransaksi melalui EDC itu masih minim.
Meskipun demikian, angka itu sudah melebihi rata-rata nasional.
Hal itu lantaran pola pikir petani dan pengelola Kios Pupuk Lengkap (KPL) yang menjual pupuk bersubsidi.
Ada pengelola KPL dan petani yang tidak paham teknologi meskipun sudah diberikan pemahaman.
Tapi, karena usia dan segala macam faktor sehingga tidak mampu memanfaatkannya.
Selain itu, tidak semua jumlah KPL memiliki mesin EDC.
Masih ada sekitar 4.060 KPL yang belum memiliki EDC.
Sementara, ada 4.907 yang sudah dilengkapi infrastruktur pembayaran untuk Kartu Tani tersebut.
"Kami dan perbankan akan secepatnya melengkapi infrastruktur KPL berupa EDC."
"Jumlah KPL juga berubah-ubah, ada yang diberhentikan, juga ada yang baru, sehingga pendataan terus berjalan," jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya merencanakan pelaksanaan dan upaya mendorong peningkatan penggunaan Kartu Tani.
Tujuannya agar Kartu Tani bisa dipakai dalam penebusan pupuk bersubsidi tahun 2020 di Jawa Tengah.
Pihaknya menargetkan ada peningkatan 75-80 persen penggunaan Kartu Tani yang digunakan transaksi di EDC pada 2020 ini.
Sedangkan untuk kendala ada kartu yang belum diaktifkan, pihaknya akan bekerjasama dengan perbangkan untuk proaktif.
"Tugas kami mendistribusikan dan memastikan petani menerima Kartu Tani yang sudah aktif atau dapat digunakan untuk transaksi."
"Dan untuk Kartu Tani yang sudah dibagikan tetapi kartu belum aktif, kami akan proaktif datang untuk mengaktifkannya," jelasnya.
Pihaknya juga mendorong produsen dan distributor agar menekankan kepada Kios Pupuk Lengkap (KPL), untuk menjual pupuk bersubsidi hanya kepada petani yang membawa Kartu Tani.
Selain itu, menyampaikan kepada petani bahwa penebusan pupuk subsidi harus dengan menggunakan Kartu Tani.
Dia menjelaskan, pihaknya juga akan meminta produsen dan distributor agar menerapkan sanksi administrasi kepada KPL yang menyalahi aturan dalam penjualan pupuk bersubsidi. (Mamdukh Adi Priyanto)
• Seusai Pelantikan Sekda, Ganjar Punguti Sampah Berserakan di Halaman Pendopo Kota Tegal
• Tak Terima Ahok Disindir, Yunarto Wijaya Balas Andre Rosiade: DPR Rasa Satpol PP
• Kisah Kevin Asal Tegal Terlahir Miliki Kelamin Ganda, Orangtua Anggap Perempuan Sejatinya Laki-laki
• Tukang Parkir di Semarang Ini Bukannya Jaga Motor Tamu Malah Dicuri, Dijual di FB Rp 2 Juta