Polemik ISIS
Kabur dari ISIS, WNI Ini Ceritakan Kekejaman Kehidupan di Sana: Ngeri Banget
Nurshadrina Khaira Dhania warga Indonesia dari 18 mantan simpatisan ISIS pulang ke Indonesia Agustus 2017 lalu. Ia menceritakan kejamnya hidup di ISIS
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Nurshadrina mengatakan bahwa di ISIS seolah-olah jihad hanya nikah.
"Dalam hati aku mikir kok bagi mereka jihad itu hanya nikah doang," ujarnya.
Nurshadrina menilai ISIS memperlakukan perempuan seperti pabrik anak.
Setelah satu tahun berada di sana Nurshadrina baru menyadari bahwa tindakan ISIS sangat jauh berbeda dengan ajaran Islam.
Warga asli Suriah diperlakukan dengan kejam jika berani menentang ISIS.
Kaum laki-laki dipaksa untuk berperang dan kaum perempuan hanya dijadikan obyek pemuas nafsu oleh para pejuang ISIS.
"Aku bisa bilang mereka pembohong besar," kata dia.
Nurshadrina mengatakan bahwa kehidupan di sana jauh dari kehidupan Islami.
"Suka gosip, sering fitnah, sesama perempuan pukl-pukulan," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Lasmiati, seorang ibu rumah tangga yang juga bibi dari Nurshadrina, Lasmiati.
Dia mengaku tertipu dengan propaganda ISIS.
Apa yang dia baca soal ISIS melalui internet sama sekali tidak sesuai kenyataannya.
Harapan akan kehidupan yang lebih baik, pupus setelah dia memutuskan hijarah ke Suriah.
"Janji dan propaganda saya telan mentah-mentah begitu saja. Dijanjikan kehidupan yang luar biasa," kata Lasmiati.
"Saya membayangkan orang-orang di sana berlomba-lomba dalam kebaikan, tapi nyatanya setelah sampai di sana banyak sekali kotoran-kotoran. Tidak seperti yang saya baca," ujar dia.