Liputan Khusus
Berita Jateng: Harga Bawang Putih di Jateng Meroket Kenapa, Ternyata Ini Penyebabnya
Akhir-akhir ini harga bawang putih di pasaran terus meroket. Banyak yang berasumsi kenaikan harga bawang dikarenakan virus corona
Hal itu ia katakan saat mengisi materi kuliah umum di Aula Prof DR Baharuddin Lipat, Universitas Hasanuddin Makassar, Jumat (7/2/2020). Selain stok, ia juga menegaskan pertengahan Februari bawang putih lokal mulai panen.
H Hendy seorang distributor bawang putih di Semarang mengatakan bawang putih lokal hampir tidak ada yang berminat. Hal itu dikarenakan kualitas bawang putih lokal jauh di bawah bawang putih impor.
"Selama saya jadi distributor, tidak pernah jual bawang putih lokal. Kualitas dan ukurannya berbeda. Masyarakat cenderung suka bawang impor," ujar H Hendy.
Selama ada isu naiknya harga bawang putih, dia belum merasakan dampaknya. Sebab ia masih memiliki stok lama yang ia beli dari importir asal Jakarta maupun Surabaya.
"Saya masih dapat harga Rp 40 ribu per kilogram. Jadi kalau yang sekarang belum tahu jadi berapa. Karena masih ada stok," tambahnya. Bawang putih yang dia jual hanya diedarkan di sekitar Pasar Pecinan. Tidak pernah ke luar kota. Satu kilo bawang putih dijual Rp 45 ribu dan satu sak berisi 20 kilo bawang putih.
Saat ini satu kilonya dijual Rp 45 ribu dan Rp 55 ribu per kilo untuk bawang putih yang sudah dibersihkan. Sedangkan pada waktu normal, harga bawang putih dijual Rp 27.000- Rp 30.000 per kilogram.
Namun ia tidak bisa memastikan apakah kenaikan harga bawang putih ini benar-benar disebabkan karena isu virus Corona. Sebab berdasarkan pengalaman sebelumnya bawang putih merupakan produk yang memang fluktuatif.
Harganya bisa berubah drastis sewaktu-waktu. Melambungnya harga bawang putih seperti sekarang bukan hal baru atau kali ini saja terjadi melainkan sudah menjadi tradisi rutin tahunan.
H Hendy menilai kondisi fluktuatif harga ini karena memang ketergantungan impor bawang putih sangat tinggi. Sedangkan produksi dari petani lokal masih sangat kurang dan belum diminati.
"Bawang putih lokal nggak ada. Impor semua kalau bawang putih," ujar H Hendy, di pasar Johar Semarang, Sabtu (8/2) siang.
Meski mengalami lonjakan harga yang cukup fantastis, namun menurut H Hendy, permintaan bawang putih masih normal. Menurutnya hal ini karena keberadaan bawang putih merupakan kebutuhan pokok rumah tangga. Digunakan sebagai bumbu hampir di setiap makanan dan masakan.
Beli Secukupnya
Terpisah, Monica pemilik restoran Nasi Pedas Harmoni, mengatakan sejauh ini ia masih menggunakan stok bawang putih yang dia beli pada pekan lalu. Saat itu dirinya mengaku membeli bawang putih per kilo Rp 40 ribu.
"Minggu kemarin belanja bawang putih sekilo masih Rp 40 ribu. Saya kalau belanja seminggu sekali. Sekali beli bawang putih bisa sampai tiga kilogram," tuturnya.
Bila harga bawang putih tembus Rp 100 ribu per kilo, Monica hanya akan membeli bawang putih secukupnya. Karena ia tak mau 'kecele' ketika sudah beli banyak tiba-tiba harga kembali turun.