Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bahas KKN, Sudjiwo Tedjo Ngaku Nggak Percaya Jokowi Gara-gara Bobby dan Gibran Maju Kepala Daerah

Sudjiwo Tedjo membahas soal rasa percaya terhadap pemimpin dan isu Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
kolase/TribunJateng
Bahas KKN, Sudjiwo Tedjo Ngaku Nggak Percaya Jokowi Gara-gara Bobby dan Gibran Maju Kepala Daerah 

TRIBUNJATENG.COM- Sudjiwo Tedjo membahas soal rasa percaya terhadap pemimpin dan isu Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).

Hal itu ia sampaikan di Sudjiwo Tedjo di acara ILC yang tayang pada Rabu (11/2/20).

Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa di masa depan orang tidak mementingkan agama seseorang, namun sikap seseorang.

"Di masa depan, agamamu apa nggak penting,itu sesuai ramalan Joyoboyo, yang penting aklhakmu. Nggak peduli kamu ke gereja atau nggak, nggak peduli kamu beribadah apa enggak, tapi akhlakmu ke oranglain bagaimana?" tanya Sudjiwo Tedjo.

Tangis Remaja Perempuan WNI Eks ISIS di Suriah, Menangis Histeris Rindukan Suasana Damai Indonesia

Baim Wong Lunasi Utang Nurul Sopir Angkot di RSUP Kariadi: Almarhumah Bisa Tenang Sekarang

Ajak Aurel Hermansyah Berubah, Atta Halilintar: Dulu Males Banget, Mageran, Suka Keluar Malam-malam

5 Hari Tersesat di Hutan, Deki Bertemu Gadis Kecil dan Pria Misterius yang Hilang Didekati

Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa setiap orang pasti memiliki iman.

Setelah itu, Sudjiwo Tedjo menyinggung soal pembangunan terowongan yang menghubungkan gereja
katredal dan masjid istiqlal.

"Kalau kita menilai tuhan itu sebagai sosok, maka toleransi yang kita bangun termasuk terowongan itu palsu, karena itu cuma di hulu, di hilirnya merasa tuhanku beda," ujarnya.

Sudjiwo Tedjo menegaskan bahwa beragama adalah berkelakuan baik.

"Agama adalah berkelakukan baik, iman soal dapur, tapi berperilaku itu ruang tamu, menunjukkan akhlak," ujarnya.

Tampak Menkopolhukam, Mahfud MD menganggukan kepalanya tanda setuju.

Sudjiwo Tedjo mengatakan saat ini potensi persatuan di Indonesia kurang.

Pasalnya, kini nasib seseorang sudah berbeda-beda, ada yang kaya dan ada yang miskin.

"Meminjam kata Soekarno, persatuan dibentuk karena adanya rasa penderitaan yang sama, dulu memang iya, pada masa penjajahan dulu iya, tapi sekarang sudah enggak persamaan nasib, arloji saya sama pak Erick Thohir beda," ujarnya.

"Bangsa harus diikuta di depan, yaitu tujuan, tujuan itu memerlukan tirani, saya setuju, dan rakyat percaya" ujarnya.

"Sekarang gimana aku mau percaya soal KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme), kalau mantunya jadi calon (kepala daerah), gimana aku mau percaya," ujarnya.

"Saya nggak njelekin pemimpin itu, misal kalau saya jadi mungkin saya juga melakukan hal yang sama, di Indonesia nggak aman kalau nggak kaya" ujarnya.

Sudjiwo Tedjo setuju adanya pemimpin yang tirani.

Sudjiwo Tedjo menegaskan sebaiknya rakyat percaya kepada pemimpin dan keadilan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menanggapi dugaan adanya dinasti politik, setelah putra sulung dan menantunya maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.

Saat ini, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi Bakal Calon Wali Kota Solo.

Sementara, menantunya, Bobby Nasution, menjadi Bakal Calon Wali Kota Medan.

Menanggapi pemberitaan dinasti politik tersebut, Presiden Jokowi dengan tegas membantahnya.

Jokowi mengatakan, dalam pemilihan kepala daerah, yang menentukan pemenang adalah rakyat yang mempunyai hak pilih.

"Dinasti itu dinasti gimana? Ini yang menentukan itu rakyat, semua memiliki hak memilih dan dipilih," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat (17/1/2020), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Jokowi pun menyinggung soal Gibran dan Bobby yang saat ini belum mendapat partai untuk mengusungnya maju.

Ia menambahkan, majunya putra dan menantunya itu tidak ada campur tangan darinya.

"Wong cari partainya aja masih kesulitan. Kan tau semua, dan saya kan tidak mau ikut-ikutan ke situ" tambah Jokowi.

Ditanya mengenai kemungkinan Gibran dan Bobby akan maju lewat jalur independen, Jokowi melihatnya itu akan sulit.

Menurut Jokowi, nantinya saat pengambilan keputusan di DPRD, Gibran dan Bobby butuh dukungan dari partai pengusung.

"Lewat independen bisa saja, tapi nanti saat bekerja kan butuh approval dan persetujuan apapun kan lewat DPRD, yang disitu ada fraksi-fraksi partai," jelasnya.

Bantahan Bobby Nasution

Menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution juga menepis adanya dugaan dinasti politik.

Dikutip dari YouTube Kompas TV, menurutnya, dibanding dinasti politik, ia lebih memilih mengikuti dinasti motivasi dan semangat dari Presiden Jokowi.

"Kalau dibilang dinasti dari mertua saya, dinasti motivasinya itu, semangatnya itu," ujar Bobby, di sela acara nonton bareng laga Tim Nasional Indonesia melawan Vietnam di Warung Kopi Jurnalis Medan, Jalan Agus Salim, Selasa (10/12/2019).

Bobby menyebut ingin meniru kinerja dari ayah mertuanya.

"Mertua saya bisa dilihat sendiri kinerjanya, kalau dibilang dinasti, dinastinya itu aja," jelasnya.

"Kalau dibilang dinasti politik, dinasti kekuasaan, itu untuk apa?" tanya Bobby.

Sehingga, Bobby tegas membantah adanya dinasti politik di keluarga Jokowi.

"Kalau tujuannya untuk mencari kekuasaan, lebih baik kita menjadi keluarga aja," ungkapnya.

Dugaan dinasti politik terdengar saat Bobby dan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, mendeklarasikan diri maju pada Pilkada 2020.

Bobby mengakui sudah menyampaikan visi misinya kepada beberapa partai agar bisa mengikuti Pilkada Kota Medan tahun depan.

Namun, dia belum dapat memastikan partai mana yang akan mendukungnya maju di Pilkada Kota Medan 2020.

Bobby mengatakan, partai politik memiliki mekanisme sendiri untuk memberikan dukungan kepada calon kepala daerah.

Bobby masih enggan memberikan komentar mengenai program yang diusungnya untuk menjadi Calon Wali Kota Medan.

Dia mengatakan, akan ada saatnya bagi dia memberikan penjelasan bagaimana membangun Kota Medan.(*)

Impian Nurul Sopir Angkot Viral Terwujud, Akhirnya Bertemu Walikota Hendi: Insya Allah Saya Jalankan

Kisah Sumiyati Warga Semarang Berkali-Kali Ucap Syukur Mendapat Santunan Kematian Sebesar Rp 42 Juta

INFO PENTING! Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Februari-Juli Ini

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved