Berita Jateng
M Arif Sambodo Minta Importir Bawang Putih Terapkan Harga Wajar, Sebut Maksimal Rp 35 Ribu per Kg
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemprov Jateng memberi penegasan untuk importir bawang putih.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemprov Jateng memberi penegasan untuk importir bawang putih.
Di mana para importir diminta untuk menjual komoditi bawang putih sesuai perhitungan wajar.
Dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Jateng M Arif Sambodo, hal itu dilakukan berdasarkan instruksi dari kementerian.
• Tangis Remaja Perempuan WNI Eks ISIS di Suriah, Menangis Histeris Rindukan Suasana Damai Indonesia
• Ganjar Heran Tawangmangu Karanganyar Bisa Banjir, Setelah Dicek Ini Penyebabnya
• Truk Berstiker Aku Mbalek Nakal Tabrak Mobil Honda Brio Hingga Terseret 150 Meter
• INFO PENTING! Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Februari-Juli Ini
"Kementerian sudah mengumpulkan importir bawang putih, dan meminta agar mereka menjual sesuai perhitungan wajar saat stok datang pekan depan.
Kami juga sudah menghitung harga wajar di angka Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu perkilogramnya," paparnya saat ditemui Tribunjateng.com di gedung Pemprov Jateng, Rabu (12/2/2020).
Dilanjutkannya, adanya sentimen negatif dari importir terhadap pengaruh wabah virus corona serta libur Imlek di Tiongkok, menjadi penyebab melambungnya harga bawang putih.
"Perlu diketahui 90 persen pasokan bawang putih di Jateng dari Tiongkok, di mana kebutuhan bawang putih di Jateng mencapai 10 ribu ton perbulan.
Ketergantungan ini harus segera dicarikan solusi," paparnya.
Arif menjelaskan, stok yang dimiliki distributor masih bisa mencukupi kebutuhan bawang putih di Jateng.
"Kami sudah lakukan sidak di salah satu distributor, dari sidak kami menemukan empat kontainer berisi 29 ton bawang putih setiap kontainernya.
Dan di Semarang ada empat distributor lainya yang punya stok hampir merata, untuk itu kami yakin kebutuhan bawang putih di Jateng hingga akhir bulan bisa terpenuhi sembari menunggu kiriman bawang putih impor pekan depan," tuturnya.
Dikatakan Arif, substitusi impro juga tengah diusahak dengan cara mengembangkan luasan pertanian bawang putih di Jateng.
"Pertanian bawang putih di Jateng sebenarnya sudah ada, seperti binaan BI yang memiliki luasan 500 hektar di Temanggung, Brebes dan tegal.
Namun pertanian itu baru untuk pembibitan, ke depan mungkin bisa dikembangkan lagi untuk mengurangi impor bawang putih," imbuhnya.
Arif tidak membenarkan adanya isu pembatasan impor dari Tiongkok, karena Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
"Kami menegaskan tidak ada pembatasn impor dari tiongkok, baik buah, maupun bawang. Kementerian juga sudah menerbitkan RIPH impor 100 ribu ton," tambahnya.
Adapun data yang dihimpun Tribunjateng.com, dari laporan Disperindag Provinsi Jateng, harga bawang putih di berbagai wilayah masih di kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu perkilogramnya.
Harga itu dari survei yang dilakukan Disperindag pada 11 Februari di delapan daerah yaitu Tegal Semarang, Kudus, Cilacap, Kota Pekalongan, Surakarta, Magelang, Banyumas dan Pati.
Dalam data, harga bawang putih di Jateng mulai melambung sejak akhir Januari, dari harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu menjadi Rp 50 ribu perkilogramnya pada awal Februari.
Kenaikan paling tertinggi terjadi pada pekan pertama awal Februari yang mencapai Rp 60 ribu lebih untuk satu kilogramnya. (bud)
• Kejari Salatiga Tetapkan 2 Tersangka Baru Korupsi Dana Nasabah PD Bank Salatiga
• Dinas Kesehatan Kota Tegal Ajak Pelajar SD Jadi Duta Sanitasi, Kenalkan 5 Pilar
• Kisah Briptu Arie Fitri, Fotonya Dipakai Menipu Jual Beli Motor hingga Ada yang Datang Minta Nikah
• Sopir Truk Protes Larangan Jam Melintas di Jalan Prof Hamka Ngaliyan Semarang