Berita Internasional
Kisah Battle of Idlib : Pertempuran Pamungkas Rakyat Suriah
Pasukan Suriah hampir menjangkau pusat pertahanan kelompok bersenjata antipemerintah di Provinsi Idlib
Lokasinya sekitar 59 kilometer barat daya Aleppo, dan hanya 22 kilometer dari tapal batas Suriah-Turki.
Kota itu terbagi enam distrik, Ashrafiyeh, Hittin, Hejaz, Downtown, Hurriya, dan al-Qusur.
Sebelum perang, atau sebelum 2011, Idlib tumbuh menjadi kota urban.
Penduduknya bertambah cepat antara 2004 ke 2010.
Dari tadinya sekitar 99.000 jiwa, melesat jadi sekitar 165.000 jiwa.
Mayoritas penduduknya Muslim Sunni, ditambah minoritas Kristen.
Namun pada 2020 ini, penduduk Kristen nol, karena mereka mengungsi menyelamatkan diri.
Sejak 2011, Idlib menjadi satu dari beberapa pusat demonstrasi anti-pemerintah Damaskus.
Pada tahun itu juga kota ini jatuh ke tangan kelompok militan bersenjata.
Pada 2012, Idlib kembali direbut pasukan Suriah.
Tapi 2015, jatuh lagi ke tangan militant setelah Jabhat al-Nusra menggelar serangan besar dari tiga jurusan.
Mereka bahu membahu bersama laskar lain, seperti Ahrar al-Sham, Jund al-Aqsa dan sejumlah organisasi teroris jaringan Al Qaeda.
Sejak itu kelompok Ahrar al-Sham mendominasi pengusaan kota. Mereka punya tujuan mendirikan kekuasaan yang sepenuhnya berdasar syariat Islam.
Setelah Idlib, kota urban berikutnya yang dikuasai kelompok anti-pemerintah adalah Jisr al-Shughur, yang berpenduduk sekitar 44.000 jiwa.
Jabhat al-Nusra, cabang Al Qaeda di Suriah kini berganti nama jadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
