Berita Internasional
Kisah Battle of Idlib : Pertempuran Pamungkas Rakyat Suriah
Pasukan Suriah hampir menjangkau pusat pertahanan kelompok bersenjata antipemerintah di Provinsi Idlib
Letak depot senjata Khan ada di dekat kamp pengungsian warga sipil.
Pada 20 November 2019, serangan udara Suriah menewaskan sejumlah warga sipil, ketika Damaskus berusaha membombardir gudang HTS ini.
Sejumlah depot kecil lain telah dipindahkan ke dekat perbatasan Turki, setelah kelompok pemberontak terusir dari Maarat al-Numan dan Khan Shaykhun.
Di Jisr al-Sughur dan beberapa wilayah sekitarnya, dikenal jadi basis kelompok bersenjata Turkistan Islamic Party.
Petempur kelompok ini umumnya berasal dari Uyghur (Xinjiang, China) dan Uzbekistan.
Jumlah mereka yang kombatan sekitar 10.000 orang, ditambah keluarganya sekitar 20.000 orang.
Total petempur antipemerintah Damaskus di Idlib Raya saat ini diperkirakan mencapai 110.000 orang dari berbagai kelompok kecil maupun besar.
Operasi militer merebut Idlib dan Aleppo dimulai Desember 2019.
Pasukan Bashar Assad telah mengambilalih kontrol wilayah seluas 1.200 kilometer persegi yang tadinya dikuasai HTS dan aliansinya.
Saat ini, Damaskuss telah menguasai kota strategis Saraqib Nahiyah yang populasi penduduknya sekitar 88.000 jiwa, serta mengontrol jalan raya M4 dan M5.
Posisi ini menjadikan HTS dan kelompok bersenjata lain kehilangan akses ke pesisir Latakia, Idlib selatan dan Aleppo utara.
Dua tujuan utama pasukan Suriah terkait operasi Januari-Februari 2020 adalah mengamankan jalan raya M5 yang menghubungkan Aleppo ke Hama.
Akses terbuka itu akan melapangkan jalan dukungan logistik dan mobilisasi pasukan secara cepat di pihak pasukan Suriah.
Terkepungnya Idlib, yang jarak front terdepan paskan Suriah hanya sekitar 8 kilometer dari pusat kota, membuat militer Turki tergopoh-gopoh.
Mereka mengirimkan pasukan tempur, pasukan komando, peralatan perang dari multiple rocket launcher hingga rudal panggul antipesawat serta rudal antitank.
Secara politik, Turki sepertinya bakal mati-matian mencegah jatuhnya Idlib ke tangan pasukan Suriah.
Diplomasi ketat mereka jalankan, mencoba melobi Rusia.
Erdogan sepertinya takut merealisasikan ultimatum dan ancamannya agar pasukan Suriah mundur dari Idlib. Perang darat frontal Turki vs Suriah, akan sangat berisiko.
Armada tempur udara Rusia sangat kuat di Suriah.
Mereka menempatkan sistem rudal S-300, arhanud Pantsir, dan menerjunkan jet-jet tempur mulai Sukhoi S-24 hingga jet-jet terbarunya.
Pesawat intai intelijen, drone, dan satelit militer juga diarahkan ke Suriah.
Jadi sulit bagi Turki jika benar-benar ingin membuka perang total melawan Suriah.
Sumber daya mereka pasti terbatas karena secara ekonomi Turki juga menerima dampak resesi global seperti beberapa negara lain.
Menlu Turki Mevut Cavosoglu melobi Menlu Rusia Sergei Lavrov di forum pertemuan Munchen, Jerman.
Pertemuan keduanya belum menghasilkan kemajuan penting.
Cavosoglu terus memepet Lavrov dan berjanji keduanya akan berunding di Moskow, guna mencari solusi terbaik di Idlib. Mungkin mengupayakan gencatan senjata.
Kehadiran pasukan Turki di Idlib, secara pengaruh tidak terlampau besar bagi Damaskus.
Daerah-daerah di Greater Idlib makin banyak dibebaskan.
Akhir bulan ini, kemungkinan pasukan Suriah bakal bisa merebut kembali Idlib sepenuhnya.
Kelompok bersenjata jika tidak tewas di medan tempur, kemungkinan diselamatkan masuk wilayah Turki.(Tribunjogja.com/ Southfront.org/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Battle of Idlib, Pertempuran Pamungkas Rakyat Suriah
• Kereta Cepat Bandung-Jakarta-Semarang-Surabaya Diprediksi Bakal Geser Minat Penumpang Pesawat
• Kisah Lilik Warga Semarang Temukan Buaya Wakyo Hingga Harus Berpisah Setelah 14 Tahun Dirawat
• Kisah Yuyun Janda Muda Asal Karanganyar Pakai Foto Kakak Laki-laki di Facebook Menipu Wanita Jomblo
• Siswi SMP Purworejo Korban Bullying Iba dengan 3 Pelaku : Aku Wae Sing Ora Sekolah, Aku Ora Popo
