Berita Tegal
'Manusia Perak' di Tegal Resahkan Warga, Meminta Uang di Lampu Merah dan Bikin Kumuh
Keberadaan manusia perak di beberapa jalan protokoler Kota Tegal menyebabkan sebagian masyarakat resah.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Keberadaan manusia perak di beberapa jalan protokoler Kota Tegal menyebabkan sebagian masyarakat resah.
Dari yang semula berjumlah satu sampai dua orang, kini hingga empat sampai lima orang.
Mereka menggunakan kolor atau celana pendek dan mewarnai sekujur tubuhnya dengan warna perak.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Terpeleset saat Bermain, Arif Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai
• Prediksi Laga Pembuka Liga 1 2020 Persebaya vs Persik Kediri, Adu Kesaktian Para Jawara
• Dampak Saudi Setop Umroh dan Ke Masjid Nabawi, Biro Travel Terancam Rugi Miliaran
• Tetangga Tak Menyangka Ayah Tiri Siksa Bocah 9 Tahun di Kudus, Dilakukan saat Istri Pergi Kerja
Kemudian mereka membawa kardus dan meminta uang di lampu merah penghubung Jalan Gajah Mada dan Jalan Mayjend Sutoyo.
Seorang warga Rozaq (34), mengaku heran dengan jumlah manusia perak yang kian bertambah di jalan protokoler Kota Tegal.
Ia menilai, manusia perak yang ada di Kota Tegal berbeda dengan di kota- kota lainnya.
Jika di Jakarta manusia perak ada di Kota Tua, di Semarang ada di Kota Lama.
Namun di sana mereka tertib dan tidak meminta- minta.
Mereka diam dan menerima pengunjung yang akan berfoto.
"Di Tegal tidak tertata.
Mereka berkeliaran di jalan- jalan.
Pakai celana pendek dan warnanya tidak rapi," kata Rozaq kepada Tribunjateng.com, Kamis (27/2/2020).
Rozaq mengatakan, manusia perak yang dibiarkan berkeliaran di jalan justru menunjukkan kesan kumuh.
Tidak tertib dan jauh dari kesan keindahan.
Ia menilai, meski ada razia berulang kali, para manusia perak tidak ada kapoknya.