Berita Kudus
Mantan Polisi di Kudus Kembangkan Aliran Sesat, Slamet Cerita Pengalamannya Sembuh dari Sakit Kepala
Mantan Polisi Kembangkan Aliran Sesat, Slamet Cerita Pengalamannya Sembuh dari Sakit Kepala
Penulis: raka f pujangga | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Rumah yang ditinggal pasutri yang diduga mengembangkan ritual sesat untuk pengobatan saat ini masih nampak sepi.
Tiga anaknya yang duduk di bangku kelas 2 SMP, kelas 5 SD, dan kelas 1 SD ditemani satu orang pengikutnya yakni Slamet Riyadi (64).
Slamet Riyadi juga merupakan tetangga yang mengenal dua orang pasangan suami istri itu karena pernah disembuhkan
• Pengasuh Pondok Pesantren di Kab Semarang Nikahi Anak 7 Tahun, Anak Tetap Tinggal dengan Orangtuanya
• Mantan Polisi di Kudus Kembangkan Ritual Sesat, Istri Dipanggil Kanjeng Ratu, Ini Kesaksian Tetangga
• Resmi Diumumkan, Mulai April Karyawan Bergaji hingga Rp 16 Juta Per Bulan Bebas Pajak Penghasilan
• Bripka Asep Polisi yang Viral Jadi Imam di Sel Tahanan Dipanggil Kapolri, Langsung Dapat Tawaran Ini
Slamet menceritakan, pernah mengalami sakit kepala yang tidak pernah sembuh.
Kemudian dia diberikan air dan tidak pernah lagi mengalami sakit kepala.
"Saya dikasih air itu saya usap ke kepala dan Sebagian airnya diminum. Setelah itu sembuh," jelas dia, saat ditemui hari Jumat (13/3/2020).
Slamet mengatakan, sejak saat itulah menjadi dekat dengan pasutri tersebut.
Bahkan saat keduanya ditangkap polisi, ketiga anaknya dititipkan kepada Slamet.
"Ya anak-anaknya pada tanya semua orang tuanya pergi kemana," jelas dia.
Menurutnya, kedua pasangan suami istri itu tidak pernah meminta uang sepeser pun untuk mengobati pasiennya.
Termasuk saat menyembuhkan Slamet dari sakit kepala yang berkepanjangan, karena sifatnya hanya menolong.
Jika ada pasien yang sembuh, biasanya diminta untuk memotong kerbau sebagai ungkapan syukur atas kesembuhannya.
Namun hal itu tidak bersifat mutlak, semua kembali kepada diri masing-masing pasiennya memiliki uang atau tidak.
"Kalau mau ya silakan saja memotong kerbau istilahnya syukuran. Nggak juga boleh," jelas dia.