Berita Purbalingga
Disebut Bisa Mencegah Corona, Jambu Biji Harganya Malah Anjlok di Purbalingga
Jambu biji menjadi satu di antara bahan alami yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh hingga mampu mencegah pertumbuhan virus Corona.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Mewabahnya virus Corona (COVID-19) membuat banyak negara berlomba-lomba menemukan vaksin yang ampuh menangkal virus tersebut.
Para ilmuwan di Indonesia pun sedang berusaha meneliti berbagai bahan alami untuk mencegah pertumbuhan virus Corona.
Jambu biji menjadi satu di antara bahan alami yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh hingga mampu mencegah pertumbuhan virus Corona.
Jambu biji pun menjadi hits sekarang. Di saat namanya jadi perbincangan banyak orang, usaha pertanian jambu biji saat ini ternyata sedang terpuruk.
• Kondisi Terkini Solo, Pasar Gede Sepi Pembeli Menurun Drastis
• Di Pasar Gede Solo, Bak Sampah Disulap Jadi Tandon Air Cuci Tangan
• Di Tengah Wabah Corona, 2 Gajah Ini Mabuk-mabukan hingga Pingsan di Perkebunan Teh, Fotonya Viral
Petani jambu biji di Desa Karangcengis Kecamatan Bukateja Purbalingga justru saat ini sedang dirundung pilu.
Produksi jambu biji di desa itu kini sedang mengalami puncaknya alias melimpah.
Sayang, panen raya jambu biji tidak diikuti harga jual yang bagus.
Apalah artinya panen melimpah, namun harga tetap rendah.
"Mahal kalau jambu jarang, kalau panen raya seperti ini anjlok," katanya.
Umayah mengatakan, harga jambu biji di tingkat petani saat ini hanya di kisaran Rp 2 ribu perkilogram.
Mereka biasa menjualnya ke tengkulak.
Padahal, saat harga bagus, jambu biji petani bisa dihargai Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribu perkilogram.
Petani bisa menikmati harga tinggi saat produksi lahan menurun, yakni pada musim kemarau.
Kondisi anjloknya harga jambu biji sebenarnya bukan hal baru bagi petani.