Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Ini 6 Langkah Sukses Sejumlah Negara di Dunia Hadapi Virus Corona atau Covid-19

Hongkong, Taiwan, Vietnam, Singapura, dan Korsel berhasil menekan laju persebaran, meski wilayah mereka sangat dekat dengan China daratan.

Editor: m nur huda
Unsplash/Viktor Forgacs
Ilustrasi virus corona: Ini 6 Langkah Sukses Sejumlah Negara di Dunia Hadapi Virus Corona atau Covid-19 

TRIBUNJATENG.COM, LONDON – Wabah virus corona yang melanda ke berbagai belahan dunia, memaksa pemerintahsetempat membuat kebijakan ekstrem.

Ada yang melakukan tutup total segala akses ke pusat keramaian atau dikenal lockdown. Menutup sekolah, kampus, aktivitas bisnis, dan pelarangan kontak fisik di kerumunan.

Di Asia, selain China yang jadi pusat wabah sejak awal 2020, berbagai negara mengalami hal sama.

Namun beberapa negara sukses meredam wabah ini.

Hari Ke-4 Malaysia Lockdown, Warga Masih Padati Pusat Perbelanjaan, Diingatkan Malah Marah

Viral Aksi Bajing Loncat Terjebak Dalam Mobil Boks, Pintu Dibuka saat Sampai di Depan Polsek

Sudah Renta, TNI Mencium Ada Upaya Pelengseran Goliat Tabuni dari Panglima TPNPB Oleh KKB Papua

Hongkong, Taiwan, Vietnam, Singapura, dan Korsel berhasil menekan laju persebaran, meski wilayah mereka sangat dekat dengan China daratan.

Artikel yang ditulis Helier Cheung di BBC News, Sabtu (21/3/2020), menjelaskan mengapa negara-negara itu tergolong sukses menghadapi Covid-19.

Pelajaran 1 : Bekerja Serius dan Bertindak Cepat

Para ahli kesehatan di negara-negara itu memiliki pemahaman sama, membuat keputusan bersama pemerintah untuk meredam persebaran virus Corona.

Mereka memerintahkan jaga jarak antar-manusia dan mengisolasi yang sudah terpapar virus. Pembersihan lingkungan lewat penyemprotan disinfektan juga dilakukan.

Cara-cara ini diadopsi negara-negara lain di Asia termasuk Indonesia, Eropa, Amerika. Namun praktiknya di lapangan membuat perbedaan.

Perbedaan paling kentara, negara lain tidak bertindak cepat.

“AS dan Inggris kehilangan kesempatan,” kata Tikki Pangestu, mantan Direktur Penelitian WHO.

“Mereka punya waktu dua bulan sejak kasus pertama ditemukan di China. Mereka beranggapan, China jauh dari negeri mereka,” katanya.

Kasus pertama di China dilaporkan ke WHO pada 31 Desember 2019. Saat itu laporan hanya menyebut ada kasus misterius serupa SARS, atau flu.

Belum ada indikasi virus itu menyebar antarmanusia, dan pengetahuan tentang virus misterius itu masih sangat terbatas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved