Wabah Virus Corona
Pemkot Solo Berencana Siapkan RSUD Bung Karno Tangani Pasien Virus Corona, Tapi Ada Kendala Ini
Pemerintah Kota Solo sedang menyiapkan rumah sakit khusus untuk menangani pasien virus corona atau virus corona.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Pemerintah Kota Solo sedang menyiapkan rumah sakit khusus untuk menangani pasien virus corona atau virus corona.
Rumah sakit tersebut adalah RSUD Bung Karno di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon.
Wali Kota Solo, FX Hadi FX Hadi Rudyatmoatmo mengatakan, rumah sakit khusus itu akan merawat pasien virus corona jika memang jumlahnya kian meningkat.
• Apa Benar Wabah Virus Corona Berakhir April 2020? Ini Prediksi Peneliti ITB Bandung
• Akhirnya Terbongkar, Ini Alasan Utama Rahmat dan Rony Lakukan Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan
• Nagita Slavina Kaget Lihat Kemesraan Atta Halilintar dan Aurel: Belum Pacaran Kok Nempel?
• Malaysia Lockdown, 178 WNI Dideportasi, Beredar Isu Tembak di Tempat Jika Ketemu Aparat
RSUD Bung Karno nantinya akan mendampingi RSUD Dr Moewardi dalam menangani kasus virus corona.
Namun dengan adanya rumah sakit khusus ini, pihaknya masih kekurangan tenaga medis.
Saat ini, pihaknya tengah koordinasi dengan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Solo untuk memenuhi tenaga medis.
FX Hadi Rudyatmo melanjutkan, jika memang pihaknya telah resmi menyediakan rumah sakit khusus virus corona, maka tenaga medisnya harus siap.
Jangan sampai ketika pasien datang baru dipanggilkan tenaga medisnya.
"Dari swasta ingin membantu tenaga medisnya."
"Kami siap dengan catatan tenaga medisnya stand by tiga shif atau sesuai operasional RS," kata FX Hadi Rudyatmo, Minggu (22/3/2020).
Dipilihnya RS Bung Karno sebagai rencana rumah sakit khusus ini bukan tanpa alasan.
Menurut FX Hadi Rudyatmo, rumah sakit milih pemerintah Kota Solo ini masih belum menerima pasien BPJS.
Jadi, masih belum seramai rumah sakit lain yang menerima pasien BPJS.
"Ada usulan dari swasta, daripada (pasien virus corona) diurus di sana-sana mending di Moewardi ditambah rumah sakit pemerintah daerah," kata FX Hadi Rudyatmo.
Selain RSUD Dr Moewardi, di Solo ada lima rumah sakit lain yang dijadikan pemerintah sebagai rujukan virus corona.
Kelimanya yakni RS dr Oen Kandangsapi, RS Kasih Ibu, RST Slamet Riyadi (DKT), RS PKU Muhammadiyah, dan RSUD Surakarta (Ngipang).
Dilansir dari laman corona.jatengprov.go.id pada pukul 18.09 WIB, di Solo ada 26 pasien yang dirawat di tiga rumah sakit.
Di RSUD Dr Moewardi, ada 17 pasien 4 di antaranya positif corona.
Sementara di RS Kasih Ibu merawat 4 PDP, dan di RS dr Oen Kandangsapi merawat 5 PDP.
Ingin Tes Corona Sendiri
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menginginkan daerahnya bisa melakukan tes pemeriksaan spesimen virus corona Covid-19 sendiri.
Selama ini, hasil tes warga Jawa Tengah diperiksa di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) DIY.
Hasil pemeriksaan bisa diketahui lebih cepat ketimbang sebelumnya.
Sebelumnya, tes harus dilakukan di laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta.
"Saya sedang berkomunikasi dengan pemerintah pusat agar ada laboratorium pemeriksaan di Jateng.
Bahkan, saya minta setiap enam eks karesidenan ada rumah sakit yang bisa mengecek," kata Ganjar, Minggu (22/3/2020).
Dia pun berharap Presiden Jokowi bisa mengeluarkan kebijakan hal tersebut.
Mengingat, saat ini sudah banyak daerah yang bisa melakukan pemeriksaan sendiri.
Awalnya, tes terkait positif atau tidak Covid-19, hanya bisa dilakukan di Jakarta (Puslitbangkes Kemenkes), Unair (Rumah Sakit Universitas Airlangga), dan Eijkman (Lembaga Biologi Molekuler Eijkman).
Saat ini, sudah ada tambahan beberapa laboratorium dan rumah sakit yang bisa memeriksa.
"Kalau itu bisa, maka setiap daerah bisa melakukan pengetesan dengan lebih cepat karena jaraknya yang pendek," ujarnya.
Menurutnya, sumber daya manusia, peralatan akan disiapkan.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, menuturkan saat ini di Jawa Tengah sudah ada laboratorium kesehatan.
Hanya saja, belum bisa memeriksa Covid-19.
"Laboratorium itu membutuhkan peralatan moleluler untuk memeriksa virus corona.
Jadi memang butuh waktu persiapan, tidak bisa langsung instan," terangnya.
Saat ini, kata dia, Jateng sudah menggunakan tempat pemeriksaan Covid-19 di BTKLPP DIY sehingga, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan dan perjalanan lebih singkat.
"Ya pemeriksaan hingga bisa diketahui hasilnya sekitar 24 jam tinggal ditambah perjalanan," jelasnya.
Sementara, Kepala BTKLPP Jogja, Irene mengatakan pihaknya melayani pemeriksaan sampel yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
"Kami melayani pemeriksaan warga Jateng dengan harapan hasilnya bisa cepat diketahui dan diharapkan memutus rantai penularan," kata Irene.
Ketika ditanya apakah warga bisa ke institusinya untuk memeriksakan diri, Irene menuturkan saat ini hanya diberi penugasan untuk melakukan pemeriksaan sampel spesimen terhadap pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) dan seseorang yang melakukan kontak langsung dengan pembawa virus.
"Sedangkan yang mandiri atau inisiatif dari masyarakat, belum bisa dilayani," jelasnya.
Setelah hasil keluar, lanjutnya, pihaknya akan menyampaikan ke pemerintah pusat jika hasil positif. Nanti dari pusat ke pemerintah provinsi.
Sementara, untuk alat Virus Transport Media (VTM) yang tempat menampung hasil swab, Irene menjelaskan seharusnya rumah sakit sudah menyediakan.
Tapi untuk sementara, jika belum ada, pihaknya akan menyediakan.
(Rifqi Gozali/ Mamdukh Adi Priyanto)
• Peringatan Nyepi di Candi Prambanan Klaten, Ritual Tawur Agung Hanya Dihadiri 60 Umat Hindu
• Rumah Ibu Sawit di Kemukus Kebumen Akhirnya Diperbaiki oleh Anggota Polsek Gombong dan TNI
• Gubernur Ganjar Ingin Jawa Tengah Bisa Tes Virus Corona Sendiri, Selama Ini di Mana?
• Artis Andrea Dian Istri Ganindra Bimo Dinyatakan Positif Corona, Sempat Didiagnosa Demam Berdarah