Wabah Virus Corona
Disnaker Kota Semarang Target 224 APD Buatan BLK Selesai Hari Ini
Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang membuat alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang menjadi garda terd
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang membuat alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang menjadi garda terdepan menangani pasien virus corona (covid-19).
Kepala Disnaker Kota Semarang, Sutrisno mengatakan, pembutan APD menggunakan material khusus berbahan polypropylene spunbound.
Bahan tersebut sudah disediakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, sedangkan Disnaker tinggal menjahit bahannya.
• Sudjiwo Tedjo Minta Presiden Jokowi Cuti dan Maruf Amin Pimpin Lawan Virus Corona, Ini Alasannya
• Dokter Indro Sang Ahli Virus: Kita Harus Yakin bahwa Virus Ini tak Ada Hubungannya dengan Kematian
• Kini Jadi Negara dengan Pasien Corona Terbanyak, Amerika Sempoyongan Hingga Minta Bantuan Korsel
• Presiden Jokowi Pecat Evi Novida Sebagai Komisioner KPU, Ini Penyebabnya
Seperangkat APD yang diproduksi oleh Disnaker antara lain baju pelindung badan, alas kaki, topi dalam, dan topi luar.
"Kami diberi enam gulung bahan polypropylene spunbound.
Kami jahit sejak Selasa lalu," papar Sutrisno, Jumat (27/3/2020).
Pembuatan APD, kata Sutrisno, dilakukan oleh 20 peserta didik yang mengikuti pelatihan menjahit di BLK Disnaker Kota Semarang.
Mereka telah mengikuti masa pelatihan dan sedang menjalani ujian.
Penjahitan baju APD ini menjadi ujian akhir bagi para peserta didik.
Selain itu, mereka juga dibantu beberapa alumni BLK.
Sejauh ini, mereka telah merampungan empat rol bahan atau sekitar 137 APD. Sisanya, dua rol akan dirampungkan hingga Jumat sore.
"Tinggal dua rol nanti sore bisa selesai.
Sehingga, total 6 rol bisa jadi 224 APD," tambahnya.
Selanjutnya, pihaknya akan menyerahkan APD tersebut kepada Dinkes Kota Semarang untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi dan segera didistribusikan ke rumah sakit.
Peserta didik pelatihan menjahit BLK Disnaker Kota Semarang, Vela Atik mengatakan, sudah mengikuti pelatihan menjahit sejak Februari lalu.
Saat awal pelatihan, dia belum diajari membuat APD.
Kemudian di tengah perjalanan pelatihan, ia mendapatkan materi pembuatan APD.
Menurutnya, tingkat kesulitan membuat APD lebih rendah dibanding membuat baju biasa.
"Awal-awal bikin baju biasa kemudian dilatih bikin APD ini," ucapnya.
Terkait dengan upah, Vela belum tahu apakah mendapatkan upah pembuatan atau tidak.
Dia berprinsip ini niat untuk belajar menjahit di BLK.
"Uang saku belum tahu.
Kami niatnya belajar.
Tata busana kan memang bikin baju, kebetulan ada covid-19. Jadi, kami ujian sekaligus membantu membuat APD ini," terangnya.
Komandan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, selain produksi APD oleh BLK, Pemkot Semarang juga dibantu oleh sebuah perusahaan.
"BLK bisa produksi sekitar 150 APD per hari.
Yang perusahaan bisa membantu pembuatan 50 APD per jam," katanya.
Sebelumnya Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menargetkan produksi APD di bawah koordinasi Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Semarang dapat mencapai keseluruhan sebanyak 5.000 APD.
Hendi, sapaannya, menuturkan APD yang diproduksi akan diprioritaskan untuk rumah sakit dan tenaga medis di Kota Semarang terlebih dahulu.
"Mekanismenya setelah APD selesai dijahit, akan disterilkan di RSUD KRMT Wongsonegoro, kemudian setelah itu baru dikemas untuk dikirimkan ke DKK untuk didistribusikan," paparnya. (eyf)
• Kaidah Fikih dari Gus Yusuf soal Virus Corona : Mencegah Jadi Prioritas daripada Ambil Manfaat
• PT KAI Akan Kurangi Perjalanan Kereta Api Demi Cegah Penyebaran Virus Corona, Ini Daftarnya
• BREAKING NEWS : Zaini Ditemukan Meninggal Tenggelam, Diduga Terpeleset dari Pohon dan Terbawa Arus
• Penurunan Aktivitas Kargo & Penumpang di Bandara Ahmad Yani Semarang Hampir 50%