Wabah Corona Jateng
PDP Corona Meninggal di RS Elisabeth Semarang, Keluarga Pertanyakan Penetapan Status PDP
Seorang warga Kota Semarang dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona di Rumah Sakit St Elisabeth Semarang meninggal
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Seorang warga Kota Semarang dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona di Rumah Sakit St Elisabeth Semarang meninggal dunia pada Selasa (7/4/2020) dini hari.
Seorang anggota keluarga, Mulladi, menyebut pasien selama ini punya riwayat penyakit leukeumia sekira 5 tahun.
Dia menyampaikan, almarhum sudah berkali-berkali keluar-masuk rumah sakit menjalani perawatan.
• Detik-detik Jerit Kesedihan Ratusan Pegawai Ramayana Depok Pecah saat Tahu Kena PHK, Videonya Viral
• Suka Duka Petugas Ruang Isolasi Virus Corona, Salat Pun Pakai APD Lengkap
• Ojol Asal Pringapus Meninggal di Depan Apotik Jalan Wahidin Semarang, Punya Riwayat Sakit Jantung
• Tak Mau Rugi, Irma Dharmawangsa Tutup Restorannya Selama Pandemi Virus Corona
“Sudah hampir seminggu keponakan saya dirawat di Elisabeth.
Dua hari sebelum meninggal keponakan saya itu divonis sebagai PDP virus corona.
Kami keluarganya tidak diberi tahu alasan mengapa divonis sebagai PDP,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (8/4/2020).
Mulladi yang merasa penasaran mempertanyakan hasil lab pengambilan sampel swab.
Sehari setelah pemakaman, belum ada konfirmasi dari rumah sakit.
“Katanya, dalam dua hari hasil akan keluar,” tutur dia.
Di sisi lain, dia heran karena dengan status PDP biaya perawatan kurang dari seminggu menghabiskan dana Rp 26 juta.
“Kata pemerintah kalau kasus corona (biaya) gratis.
Elisabeth setahu kami rumah sakit rujukan pasien corona.
Selain itu, mobil jenazah masih dibebani biaya RP 2,6 juta.
Ternyata mobilnya bukan dari Elisabeth tapi tidak ada konfirmasi ke pihak keluarga kalau bukan dari rumah sakit,” keluhnya.
Mulladi juga mempertanyakan prosedur pemakaman menyangkut kedalaman liang kubur.