Virus Corona Jateng
Persatuan Perawat PPNI Mengecam Penolakan Jenazah Perawat RSUP Dr Kariadi Semarang
PPNI Jateng prihatin adanya fenomena penolakan jenazah perawat atau tim medis RSUD Dr Kariadi sakit corona di Ungaran.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Jawa Tengah Edi Wuryanto sigap menanggapi kabar penolakan pemakaman seorang perawat RSUP dr Kariadi Semarang yang meninggal karena virus corona.
Edi yang juga anggota DPR RI Komisi IX itu menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas stigma yang menimpa satu di antara pahlawan kemanusiaan di tengah pandemik ini.
"Saya atas nama Komisi IX dan PPNI Jateng menyampaikan rasa sedih dan prihatin atas adanya penolakan pemakaman terhadap salah seorang pahlawan bangsa ini.
Almarhum gugur sebagai tenaga medis, pahlawan bangsa, namun masih saja menerima stigma.
Ini keterlaluan, sungguh keterlaluan.
Nurani masyarakat sebagai sama-sama satu bangsa ini di mana?" ungkapnya yang dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (9/4/2020) malam.
• Pelajar SMP Tewas Tubuh Ditanam Setengah Badan, Motor dan HP Korban Hilang, Pelaku Kenal Korban
• Pemkab Karanganyar Siapkan Posko Pendaftaraan Kartu Pra Kerja untuk Karyawan Korban PHK Wabah Corona
• Kronologi Kecelakaan Lalulintas di Blotongan Salatiga Motor Vs Motor
• ICW Desak Jokowi Copot Yasonna Laoly yang Sering Bikin Kontroversi, Kurnia : Presiden Menikmati
Edi menyampaikan, almarhum sebagai perawat bekerja di Ruang Geriatri.
Tempatnya bekerja tidak menangani pasien corona.
Menurutnya, itu seperti kecolongan dalam hal screening.
"Beliau meninggal di ruang Isolasi ICU.
Padahal perawat yang bertugas di isolasi IGD, isolasi ICU, dan ruang-ruang lain yang dipakai untuk pasien virus corona tidak ada yang kena," tuturnya.
Dia mengungkapkan, jasa-jasa yang dilakukan oleh almarhum selama hidup diapresiasi oleh semua orang.
"Sekarang semua perawat sedang cemas, apalagi ditambah stigma dari rakyat kita sendiri.
Kita semua harus belajar dari negara lain yang memberikan semangat dan apresiasi untuk tenaga medis," ucapnya.
Dia juga mendesak pemerintah untuk segera mendistribusikan alat pelindung diri (APD) kepada semua tenaga medis.
Termasuk perawat di semua-semua pos-pos kesehatan, mulai puskesmas hingga rumah sakit.
"Tidak hanya perawat yang ada di isolasi, IGD atau ICU saja tetapi semua perawat," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, perawat RSUP Dr Kariadi Kota Semarang positif corona yang meninggal dunia, Kamis (9/4/2020), tak jadi dimakamkan di Ungaran Timur Kabupaten Semarang.
Hal tersebut menyusul adanya penolakan dari warga.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, menjelaskan, jasad warga Ungaran Timur itu sedianya akan dimakamkan di TPU Suwakul Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Ternyata ada sekelompok warga yang menolaknya.
"Tiba-tiba ada penolakan dari warga.
Padahal awalnya dari RT setempat tidak ada masalah," jelasnya.
Bahkan menurut Alex, di kawasan TPU tersebut sebenarnya liang lahat untuk pemakaman juga telah dipersiapkan.
"Tapi ada sekelompok orang yang tiba-tiba menolak di situ," ungkapnya.
Alex mengungkapkan setelah adanya penolakan tersebut, pemakaman jenazah dipindahkan.
"Jadi kami menyampaikan, untuk update terakhir pemakaman dipindahkan," katanya.
Sebelumnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang menginformasikan ada satu warga positif corona asal Kabupaten Semarang meninggal dunia, Kamis sore.
Perempuan asal Ungaran Timur Kabupaten Semarang itu bekerja sebagai perawat di RSUP Dr Kariadi Kota Semarang.
Kabar ini sekaligus mengklarifikasi fakta sebelumnya yang menyebut jenazah perawat itu dimakamkan di Ungaran Timur.
Lokasi pemakaman pun dirahasiakan. (kan/ahm)
• Sepi Pembeli, Penjual di Toko Tanaman Kalisari Semarang Keluhkan Pendapatan Turun 90 Persen
• Pemudik Tujuan Semarang yang Gunakan Jalur Tol Akan Didata? Ini Kata PT Jasa Marga
• 3 Organisasi di Sragen Kerja Sama Buat Disinfektan dan Hand Sanitizer Non Alkohol
• Pernyataan Resmi Pertamina Soal Kebakaran Fasilitas Pengolahan Gas Gundih Pertamina di Cepu