Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Trump Tuding WHO Sembunyikan Informasi soal Corona, Ini Pembelaan PBB

PBB memberikan pembelaan kepada Badan Kesehatan Dunia ( WHO) setelah dananya ditangguhkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Editor: m nur huda
wikipedia
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

TRIBUNJATENG.COM, NEW YORK - PBB memberikan pembelaan kepada Badan Kesehatan Dunia ( WHO) setelah dananya ditangguhkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Dalam konferensi pers harian di Gedung Putih, sang presiden memerintahkan jajarannya untuk membekukan dana bagi induk kesehatan dunia itu.

Dalam klaimnya, Trump menyatakan bahwa WHO gagal dalam menjalankan tugasnya, dan harus bertanggung jawab atas segala perbuatan mereka.

Dia menuduh organisasi itu mendukung "disinformasi" China mengenai virus corona, yang berakibat wabah tersebut menjangkiti seluruh dunia.

Donald Trump Resmi Hentikan Dana untuk WHO, Dituding Tutupi Informasi Penyebaran Corona

BREAKING NEWS: Kecelakaan di Pantura Demak Libatkan 4 Kendaraan, Satu Orang Meninggal

Menhub Budi Karya Sembuh dari Corona, Sudah Pulang Ke Rumah untuk Isolasi Mandiri

Misteri Kapal Pesiar di Raja Ampat, Ternyata Sudah Dapat Izin dari Kemenlu

Presiden 73 tahun itu mengatakan, Gedung Putih akan terus bekerja sama dengan WHO dalam mengejar apa yang dia sebut sebagai reformasi berarti.

Dia menambahkan, dana yang ditangguhkan itu bisa dicairkan lagi sembari Washington meninjau seperti apa peringatan organisasi itu akan virus corona dan Beijing.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres merespons ucapan Trump dengan menyatakan, saat ini bukan waktunya mengurangi pendanaan WHO atau organisasi lain di tengah pandemi.

"Saat ini adalah waktunya persatuan dan kerja sama komunitas internasional untuk menghentikan virus dan konsekuensinya," tegasnya.

Dilansir Al Jazeera Selasa (14/4/2020), organisasi yang dipimpin Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus itu tidak merespons pengumuman dari Trump.

Dr Nahid Bhadelia, pakar penyakit menular di Universitas Boston berujar, penangguhan dana bagi banda kesehatan seperti WHO bakal memberi bencana.

"Memotong 15 persen (kontribusi AS) atas anggaran WHO selama wabah terbesar dalam 100 tahun terakhir ini jelas merupakan bencana," kata Bhadelia di Twitter.

Dia menjelaskan, WHO adalah mitra teknis global, di mana negara berdaulat membagi data atau teknologi, dan menjadi mata dunia di tengah pandemi.

Permainan menyalahkan

Presiden ke-45 AS, yang mendapat tekanan hebat karena dianggap lambat menangani Covid-19, terlibat ketegangan dengan WHO dalam sepekan terakhir.

Saat ini, AS adalah episentrum Covid-19 dunia, dengan melaporkan lebih dari 600.000 kasus positif dan korban meninggal mencapai 26.000.

Sebelumnya, Tedros sempat menuturkan bahwa bukan saatnya saling menyalahkan di tengah wabah yang terdeteksi pertama di Wuhan, China, tersebut.

"Fokus semua politisi adalah menyelamatkan rakyat mereka. Mohon jangan mempolitisasi virus ini," pintanya dalam jumpa pers di Jenewa pekan lalu.

Dia memperingatkan jika ada pihak yang masih terus mempolitisasi, maka negaranya akan terus mengalami lonjakan kasus maupun kematian.

Tedros, mantan Menteri Luar Negeri Etiopia, menolak tuduhan Trump bahwa WHO terlalu "China-sentris".

"Kami dekat dengan semua bangsa. Warna kami berbaur," tegasnya.

Amerika hentikan dana untuk WHO

Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump resmi menghentikan sementara pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas penanganan pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal itu diumumkan Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Selasa (14/4/2020).

Trump beralasan, lembaga PBB itu menutupi kegentingan wabah Covid-19 di China sebelum menyebar ke seluruh dunia.

Ia mengklaim WHO telah gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab, seperti dilansir dari The Sun.

Hal itu karena, menurut Trump, WHO telah menyampaikan 'disinformasi' terhadap pandemi Covid-19.

Ia menyebut kesalahan itu bisa berdampak pada penyebaran virus yang lebih luas di dunia.

AS pun akan meninjau peran WHO yang selama ini sudah melakukan kesalahan dengan seolah menutupi penyebaran virus corona.

Meski begitu, Trump mengakui akan terus terlibat dengan WHO untuk membuat perubahan yang berarti ke depannya.

Sebelumnya, dia mengecam WHO yang dianggapnya sebagai 'China-sentris', padahal penyokong dana terbesar untuk WHO adalah Amerika Serikat.

Trump mengatakan para pembayar pajak Amerika seharusnya tidak mendanai WHO, dan kini ia tengah menyelidiki pihak WHO.

"WHO gagal dalam tugas pokok ini dan harus dimintai pertanggungjawaban. Mereka gagal menyelidiki laporan yang dapat dipercaya dari sumber-sumber di Wuhan," ujar Trump.

"WHO memberikan informasi yang salah dari Tiongkok tentang virus tersebut dan mengatakan itu (virus corona) tidak menular dan tidak perlu adanya larangan bepergian," imbuhnya.

Trump menambahkan bahwa organisasi global itu gagal untuk melihat laporan yang kredibel tentang penularan virus corona dari manusia ke manusia.

Selain itu, kata Trump, keterlambatan WHO dalam menyatakan darurat kesehatan global disebut sebagai utang yang harus dibayar kepada bangsa-bangsa di dunia.

Pasalnya, WHO mendeklarasikan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global pada 30 Januari 2020, namun WHO baru menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.

Diketahui sebelumnya, AS menyumbang 400 juta dollar AS (Rp 6,2 triliun) kepada WHO tahun lalu, dilansir dari Kompas.com.

Kini, atas dana yang sudah mengalir sebelumnya, Trump berkata bahwa AS akan "mendiskusikan apa yang akan dilakukan terhadap dana yang sebelumnya telah mengalir pada WHO."

Serangan Trump kepada WHO merefleksikan keyakinannya bahwa WHO telah bias terhadap China dan berkolusi untuk mencegah pesaing perekonomian AS itu untuk transparan dalam memberitakan wabah.

Donald Trump Tawarkan Bantuan ke China

Diberitakan sebelumnya, Donald Trump menawarkan kepada China untuk mengendalikan wabah virus corona, Senin (27/1/2020) lalu. 

Jenis bantuan yang ditawarkan dikabarkan dalam bentuk apa pun yang diperlukan untuk mengendalikan wabah virus corona yang telah menewaskan 81 orang itu.

Update Corona 15 April di 34 Provinsi: DKI Jakarta Terbanyak, Jateng Kelima, Jabar Kedua

Virus corona telah menyebabkan puluhan juta warga China terdampar saat musim liburan Tahun Baru Imlek dan mengguncang pasar global.

Dilansir Kontan.co.id dari Reuters, kecemasan akan penyebaran kasus ini menyebabkan saham global jatuh, harga minyak mencapai posisi terendah tiga bulan, dan yuan Tiongkok merosot ke level terlemahnya pada tahun 2020.

Investor khawatir akan dampak wabah virus corona terhadap kerusakan pada ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Apalagi ada larangan perjalanan dan perpanjangan liburan Tahun Baru Imlek.

"Kami sudah melakukan komunikasi yang sangat dekat dengan China mengenai virus ini," tweeted Trump, yang melancarkan perang dagang selama 18 bulan dengan Beijing dan baru saja melakukan gencatan senjata beberapa waktu lalu.

"Kami telah menawarkan bantuan kepada Tiongkok dan Presiden Xi (Jinping). Para ahli kami luar biasa!" tweet Trump.

Terkait virus corona, Perdana Menteri China Li Keqiang turun langsung untuk mengunjungi kota Wuhan, pusat penyebaran virus, untuk menyemangati pekerja medis dan menjanjikan bala bantuan.

Mengunjungi Wuhan dengan pakaian pelindung dan topeng biru, Li memuji petugas medis dengan mengatakan 2.500 lebih banyak pekerja akan bergabung dengan mereka dalam dua hari ke depan. Li juga mengunjungi lokasi rumah sakit baru yang akan selesai dibangun dalam beberapa hari.

Li merupakan pemimpin paling senior China yang mengunjungi Wuhan sejak mewabahnya virus corona.

Kedatangan Li ditayangkan di TV pemerintah dan mengetengahkan pekerja medis dengan teriakan "Wuhan jiayou!" - ini merupakan dorongan untuk menjaga semangat mereka pekerja medis.

(TribunTernate.com/Rohmana Kurniandari, Kontan.co.id/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PBB Bela WHO Setelah Dananya Ditangguhkan oleh Trump" dan Tribunternate.com dengan judul Anggap WHO Gagal Tangani Pandemi Covid-19, Donald Trump Resmi Hentikan Sementara Pendanaan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved